Kamis, 29 Juli 2010

Percaya Diri

بسم الله الرحمن الرحيم

Anda cukup percaya diri? Bagus. Mari kita baca artikel ini.

--------------------------------------------

Hukum PD (Percaya Diri), Fatwa Syaikh Muhammad bin Ibrahim.

87- س:- قول من قال: تجب الثقة بالنفس؟

Pertanyaan ke-87 adalah tentang hukum perkataan yang mengatakan bahwa percaya diri itu adalah sebuah keharusan.

ج: لا تجب ولا تجوز الثقة بالنفس.

Jawaban Syaikh Muhammad bin Ibrahim,
“Percaya diri itu tidaklah wajib, bahkan tidak boleh (baca:haram).

في الحديث: ((وَلاَ تَكِلْني إلى نَفْسِيْ طرْفَةَ عَيْن)) (1)

Dalam sebuah doa yang terdapat dalam hadits disebutkan, “Ya Allah, janganlah Kau serahkan diriku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata” (HR Abu Daud, Ahmad, Ibnu Hibban dan dinilai hasan oleh al Albani dalam Sahih al Jami no 3382).

من يقوله؟! أَخشى أَن هذه غلطة منك؟! لا أَظن أَن انسانًا له عقل يقول ذلك، فضلاً عن العلم.…(تقرير الحموية).

Siapa yang mengatakan wajibnya percaya diri? Saya khawatir Anda salah dengar dalam hal ini. Aku tidak menyangka ada seorang yang berakal yang mengucapkan hal tersebut, terlebih lagi orang yang berilmu” [Tanya Jawab dalam kajian kitab al Hamawiyyah].

(1) وجاء في حديث رواه أحمد: ((واشهد أنك ان تكلني إلى نفسي تكلني إلى ضيعة وعورة وذنب وخطيئة واني ان أثق إلا برحمتك)).

Catatan Kaki:
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan, “Dan aku bersaksi sesungguhnya jika Kau serahkan diriku kepada diriku sendiri berarti Kau serahkan diriku kepada ketersia-siaan, memalukan, dosa dan kesalahan. Sesungguhnya aku hanya percaya kepada rahmat-Mu”

Sumber: Fatawa wa Rasai Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh 1/50, Maktabah Syamilah.

Catatan:

Tentang hukum PeDe perlu kita rinci:
a. Jika yang dimaksud dengan PD adalah tidak minder, berani tampil di depan banyak orang dan hal-hal yang semisal maka tentu tidak mengapa.
b. Jika yang dimaksud dengan PD adalah mengandalkan kemampuan diri sendiri dan tidak bergantung kepada Allah maka jelas hukumnya haram.

artikel: www.ustadzaris.com

Jumat, 09 Juli 2010

Hantu? Siapa takut?! Cuih! (Saya takut sih sebenarnya...)

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh!

Apa kabar? Sekarang udah Juli dan post terakhir bulan Mei, berarti udah lama banget gak posting. Eh, sekalinya posting masalah ginian. Yah, dari pada gak posting kan?

Mungkin antum sudah mengetahui atau membaca tentang hantu-hantu di banyak perguruan tinggi Indonesia. Salah satunya di UGM. Yah, berhubung Alhamdulillah ana melanjutkan pendidikan di sana jadi ana gabung di grup Maba dan mendapatkan tautan tentang hantu UGM dari sana. Eh, seterusnya ana jadi penasaran dengan universitas lain dan setelah mendapatkan tautan tentang hantu UI dan tautan hantu ITB, baru ana udahan penasarannya.

Hmm, masalah hantu, jujur saja, ana merasakan takut. Tapi ana juga sadar takut ini agak aneh. Apa yang membuat ana takut sama hantu? Setelah ana pikir, ana dapat dua jawaban: takut disakiti secara fisik dan takut melihat penampakan mereka yang menyeramkan. Secara umum ini yang bikin orang-orang takut dengan mereka kan?

Tapi ada yang lebih menakutkan sebenarnya. Bukan dari hantunya. Tapi dari rasa takut terhadap hantu. Paham kalimatnya kan?

Ketakutan terhadap jin dan semisalnya bisa menjadi suatu kesyirikan. Nah, akibat dari kesyirikan jauh lebih menakutkan dari pada hantu bukan?

Oleh karena itu ana pernah berpikir hal yang membuat rasa takut hilang. Langsung aja ana memikirkan dua hal tadi: takut dilukai secara fisik dan takut akan rupa menyeramkan.

Dilukai secara fisik? Gimana caranya? Hmm, pernah memikirkan itu? Dapat jawaban? Ana tidak. Walau pernah menonton film hantu yang membunuh manusia, Alhamdulillah gak pernah percaya. Gak pernah (dan gak mau) ketemu soalnya.

Karena rupanya yang serem? Hmm. Ini bisa dibiasakan kayaknya. Dulu pas kecil ana selalu nangis ketika ada ondel-ondel atau patung singa. Tapi sekarang udah enggak. Untuk penampakan seperti di film-film hantu, untuk apa takut? Ketika terbayang wajah-wajah seram ana langsung mengingat apa yang pernah ana lihat hanya muka biasa yang di'hancur'kan (bukan dirias. dirias itu untuk tambah cakep kan?).

Dan ana selalu bertanya kenapa kita takut pada rupa-rupa itu? Serem? Ya.. kenapa rupa seperti itu serem? Jawaban sementara ana mungkin karena 'hancur'. Kita takut kita hancur dan takut akan kehancuran. Wallahu A'lam.

Yang pasti supaya tidak syirik yang harus kita lawan adalah rasa takutnya. Ya! Rasa takut! Bukan hantunya!

Kalau hantunya sih gak usah dilawan asal mereka gak ngeganggu.

Dan, ternyata menurut artikel ini, manusia lebih mulia dari bangsa jin. Jadi buat apa takut?