Kamis, 31 Desember 2009

Gak Sengaja Begadang

بسم الله الرحمن الرحيم


...أستغفر الله العظيم


Gak berniat nunggu pergantian tahun ala hitungan masehi, tapi terlanjur onlen nyampe malem gini (¬_¬) Trus di live feed facebook ada kabar akan terjadinya gerhana malam ini pukul 01.53 WIB hingga 02.53 dan ane berkeinginan melaksanakan shalat gerhana, maka klo tidur, lewatlah...

Selain malam ini, katanya tanggal 15 Januari 2010 akan terjadi lagi. Bagi yang beum sempet malem ini mungkin di malem tanggal 15 bisa. Informasinya coba diliat di sini.

Tahun baru? Gak ada yang istimewa, apalagi menarik hingga membuat diri ingin bergadang. Yang ada klo melakukan itu akan jatuh pada syubhat meragukan. Well, mudah-mudahan gak asal ngomong, coba baca halaman ini.

Begitu pula di hari terakhir tahun 2009 M ini.

Sebenarnya ini hari biasa, cuman tadi pagi ane pergi ke Jakarta, Stasiun Kota Tua bertujuan menemui Mbah Putri (entah kenapa klo manggil 'nenek' atau ada yang memanggil Beliau 'nenek' ane merasa aneh) yang transit di sana dalam perjalanannya menuju Palembang menggunakan kereta lalu kapal laut.

Perjalanan bersama Bapak dan Ibu mengendarai mobil dimulai sehabis shalat shubuh. Alhamdulillah, perjalanan melewti jalan-jalan besar di pagi hari adalah kesenangan bagi ane.

Saat melepas Mbah pergi naik kereta selanjutnya menuju Merak, pandangan ane terpaku pada anak kecil yang bergelayut pada gagang pintu kereta padahal kereta sudah mulai berjalan. Beberapa langkah kemudian barulah ia benar-benar masuk ke dalam kereta.

Malam ini mungkin anak kecil itu kedinginan saat kebanyakan orang bakar-bakaran makanan, meniup terompet dan begadang bersuka ria.



Sesaat setelah memalingkan mata, pemandangan lain kutemukan. Unik dan membuat ane, Bapak dan Ibu berhenti sejenak memerhatikan. Seorang anak muda berlari mengejar kereta itu. Larinya tidak terlalu cepat menurut ane, dan rasanya dia tidak sekuat tenaga berusaha. Hanya berlari sedapatnya.

Akankah ia berhasil mengejar kereta yang sudah hampir seluruhnya meninggalkan peron?

Dan saat ia berhasil meraih gagang gerbong, entah mengapa ane tersenyum puas, sekiranya hal itu pula yang dirasakan Ibu dan Bapak ane.

Katanya orang mengejar kereta seperti itu sudah biasa. Wew. Anak rumahan bener ane.

Dan sampai sekarang masih merasa melihat orang tadi mengejar kereta dengan berlari yang tidak penuh lalu berhasil mengejarnya adalah pengalaman unik, paling nggak bagi ane sendiri.

Eh, ternyata selain itu ada hal lain di tanggal 31 Desember 2009 M ini. Pengumuman hasil USM SMBB Telkom! Ini screenshootnya:



Alhamdulillah ane lulus. Sekarang sudah ada 'pegangan'. Tapi 'pegangan' ini juga punya hitung-hitungan sendiri.

IT Telkom bukan prioritas utama ane. Berarti apakah ane ngambil kuliah di sana atau tidak tergantung apakah ane diterima di universitas yang jadi pilihan utama. Masalahnya: kapan ane mengetahui diterima atau tidak sedang IT Telkom punya sarat untuk bayar 40% dari sumbangan pendidikan yang pada pendaftaran tes disanggupi paling lambat dua minggu setelah pengumuman ini. Dan sumbangan itu minimal 15 juta!

Berapa 40% dari 15 juta? Ntar, mikir dulu...


Weks! 6 juta! Klo ane emang masuk sana ya gak apa-apa. Tapi klo ternyata nanti diterima di universitas pilihan? Lumanyun tuh ruginya...

Berarti sekarang ane harus banyak berdoa (dari dulu juga harus banyak doa, Yan!) supaya Allah memberikan jalan yang terbaik.

-saat nulis kalimat ini udah masuk 1 Januari 2010. Gak berasa kok, dan gak rugi juga kelewat :p

Selasa, 29 Desember 2009

Street Boys, 7 Teens, No Way Out

بسم الله الرحمن الرحيم


Mereka yang hidup di jalanan, seakan tidak punya pilihan dari 'lingkaran nasib' yang mengurung mereka dan anak cucunya untuk keluar. Begitu terus terulang. Begitulah yang diceritakan buku Street Boys.

Kisah anak jalanan di Inggris. Di sebuah kompleks bernama Angel Town, 'Kota Malaikat' yang ditinggali para penjual narkoba sekaligus tempat transaksi, anak-anak geng sekaligus arena berkelahi, dan beberapa hal yang ane gak suka nyebutinnya.

Seorang anak bernama Ellijah Kerr, dibawa kabur oleh sang ibu karena perlakuan sang bapak yang kasr. Ellijah bersama tiga orang adiknya diasuh oleh hanya ibu mereka. Berpindah-pindah sampai akhirnya menempati salah satu rumah di Angel Town.

Ibu mereka sibuk dan segera Ellijah, anak laki-laki tertua, menjadi pemimpin dalam keluarga. Saat ibunya bekerja, Ellijah memerhatikan aktivitas yang berlangsung di sekitar tempat tinggalnya. Dari jendela dapur mengamati remaja-remaja yang lebih tua darinya melakukan transaksi narkoba, berkumpul melakukan perampokan, dan kemewahan yang didapat.

Sebetulnya di sekolah orang-orang berkata bisa saja dia jadi perawat, petugas pemadam kebakaran atau dokter. Tapi baju bagus dan sepatu olahraga yang dipakai remaja-remaja tadi (tentu didapatkan dengan cara yang telah disebutkan) membuatnya terdorong menjadi bagian geng yang telah ada dan perlahan dengan 'JaJa' sebagai namanya di jalanan bersama rekan-rekanya membentuk geng baru yang saat itu paling ditakuti di daerahnya. PDC, Peel Dem Crew.

Merampok, mencuri, perdagangan narkoba hingga bentrokan bersenjata dilalui. Tak ayal, bolak-balik penjara, dipindah-pindah selama masa tahanan bahkan salah seorang mereka masuk ke penjara bawah tanah dan hampir saja gila. Bosan dengan penjara? Jangankan mereka, membaca kisah mereka keluar-masuk penjara saja sudah bosan...

Saling memengaruhi dan memotivasi, setidaknya itu salah satu hal yang dapat kita teladani dari mereka. Sebagian dari mereka kehilangan perhatian orang tua. Bukan tidak punya. Tapi bagaimana teman-teman segeng ini yang sudah terbiasa merampok dan melakukan kekerasan saling menguatkan dalam penjara. Bahkan salah seorang mereka mengakui, andai bukan karena teman-temannya itu, dia pasti sudah gila menghadapi kehidupan.

Dari penjara dan arahan teman yang mulai sadar, mereka mulai memikirkan arti kehidupan. Merubah jalan yang selama ini ditempuh.

Disebutkan juga JaJa dan salah satu anggota PDC bernama jalanan Ribz mengenal Islam dalam penjara dan mulai berubah setelah memeluknya sebagai agama. Baiklah, perubahannya tidak terlalu drastsis, tapi mereka menemukan arti kehidupan darinya.

Pada akhir-akhir buku diceritakan, tindakan kriminal yang dilakukan oleh suatu geng yang dijuluki polisi sebagai Muslim Boys. Sepertinya mereka ini adalah anak-anak muda yang masuk Islam hanya karena trend saat itu, saat Islam dikaitkan dengan terorisme dan pemberontakan terhadap pemerintah. Walau mengaku Muslim tapi mereka tetap mabuk-mabukan, merampok, dan melakukan hal-hal yang dilarang dalam Islam.

"Aku ingin kalian memahami apa yang sesungguhnya terjadi di luar rumah kalian, apa yang dialami anak-anak muda seperti diriku dan apa alasan kami melakukannya. Inilah jeritan minta tolong yang begitu mendesak"
JaJa


Sabtu, 26 Desember 2009

Menyucikan Allah

بسم الله الرحمن الرحيم


Suatu hari termenung di pojokan masjid. Menatap keluar, memandangi pepohonan dan bunga-bungaan yang tertanam. Sebelah sana lagi banyak anak bermain sepak bola. Sedangkan diri ini sedang ingin sendiri, merenungi sesuatu.



Apa arti menyucikan Allah?

Apakah Allah memiliki kekurangan atau hal yang perlu disucikan dari-Nya?

Astaghfirullah... Setan membisikan hal yang buruk. Teringat hadits yang menyebutkan tentang hal ini. Was-was. Ketika tiba-tiba terbetik oleh kita, "Siapa yang menciptakan alam semesta ini beserta isinya?" Maka terjawab, "Allah," namun kemudian bisikan selanjutnya datang, "Lalu siapa yang menciptakan Allah?"

"Syetan akan datang pada salah seorang kamu, lalu berkata : “Siapakah yang menciptakan demikian ? Siapakah yang menciptakan demikian? Siapakah yang menciptakan demikian?” Sehingga dia bertanya : “Siapakah yang menciptakan Tuhanmu?” Apabila ia sampai demikian, maka hendaknya memohon perlindungan kepada Allah dan menghentikannya”


Hadits ini dikeluarkan oleh Al-Bukhari (2/321), Imam Muslim dan Ibnu Sunni. Diambil dari sini.

Tapi untuk 'menyucikan Allah' hati ini seperti menjawabanya. Menghubungkannya dengan suatu hadits tentang prasangka hamba tentang Rabbnya. (Sayang belum menemukan hadits atau terjemahan).

Ternyata menyucikan Allah bukan berarti menyucikan Dzat-Nya. Menyucikan Allah ternyata menyucikan prasangka kita terhadap-Nya. Karena sering kali kita tanpa sadar, walau hanya sedikit, tergelincir memiliki prasangka yang tidak baik terhadap Allah. Dan ternyata ini juga yang menyebabkan kelalaian dalam beramal.

Ketika menyepelekan suatu amalan yang saat itu utama dilakukan, bukankah saat itu juga menganggap ada hal lain yang lebih baik dari pada yang Allah janjikan bagi hamba-Nya yang melaksanakan?

Ketika melakukan suatu dosa dan menganggap hal itu kecil, saat itu pula kita menyepelekan peraturan Allah. Hanya melihat 'kadar' dosa, melupakan hikmah larangan yang Allah tetapkan.

Allah tidak pernah salah, sempurna dari segala kekurangan. Tapi kita yang sering kali lupa, lalai bahkan di sana ada orang-orang yang mengingkari keberadaan Rabb semesta alam.

Wallahu A'lam.
Ya Allah, maafkan atas segala kesalahan. Tunjuki jalan untuk perbaikan. Beri taufik untuk segera melaksanakan.

Syukran untuk Harun 'Eyyarz' yang nyindir ane gara-gara lama gak posting.

Minggu, 20 Desember 2009

FIRYAN! Siapin diri lo untuk masa depan!!!

بسم الله الرحمن الرحيم


SEMANGAT!!!

Apa kabar semua?

Baik?

Kurang baik?

Bahkan Buruk?!

Alhamdulillah dan Astaghfirullah... Apa pun yang dirasakan, hamdalah dan istighfar... Diberi nikmat dan kelapangan. Jelas berasal dari Ar-Rahman. Tapi bener nggak itu kenikmatan? Atau mungkin istidraj penambah kelalaian?

Alhamdulillah dan Astaghfirullah... Walau diberi ujian, masih diberi kehidupan. Mungkin ini sebagai pembenar keimanan. Ataukah ini peringatan?

Berserah diri, aku tidak mengerti. Hanya ada patron-patron petunjuk dari-Nya yang harus diikuti.

***


Ada yang lagi ujian? Semoga berhasil (dengan cara yang benar)!

Hari ini ane juga habis ikut ujian. Tepatnya Ujian Saringan Masuk Seleksi Mahasiswa Baru Bersama Telkom. Sekarang masih gelombang satu, nanti ada gelombang kedua.

Sebenernya masuk di perguruan tinggi ini bukan tujuan utama ane. Masih ada tekad daan keinginan untuk menjadi mahasiswa UGM! Insya Allah...

Banyak pilihan perguruan tinggi dan institut untuk melanjutkan pendidikan. Apalagi jurusannya. Macem-macem!

Tapi pastinya tiap jurusan dari setiap perguruan tinggi punya 'harga' yang harus dimiliki sebagai syarat bisa masuk. 'Harga' di sini selain berarti harga uang sebenarnya, juga bermakna Passing Grade atau apalah yang ane ngerti sebagai tolak ukur keenceran otak yang diambil pada saat tes.

Dan untuk memiliki 'harga' itu, kami harus berusaha.

Sayang, untuk ane sendiri usaha dan semangat masih minus. Padahal di lubuk hati ada gejolak amarah yang menuntut perbuatan dari keinginan dan cita-cita. Apalagi klo ngeliat berita tentang hal-hal yang menunjukkan kekurangan negeri ini, dan lebih khusus manusia yang hidup di atasnya. Hati panas tapi tetap malas. Parah!

Untuk mengubah dan menuju kebangkitan ane benar-benar harus perlahan. Apalagi sekarang ada target besar yang harus dicapai. Dan itu ditentukan dalam waktu dekat ini: masuk UGM.

Liburan ini lembaga-lembaga bimbingan belajar tetep ngadain kelas untuk kelas-kelas 'ujung'. Bahkan beberapa kali Try Out sudah digelar oleh lembaga pendidikan. Dan memasuki awal tahun, pasti sekolah memfokuskan siswa-siswi kelas 'ujung' agar siap menghadapi UN.

Ane lumayan seneng dengan hasil yang didapat dari Try Out yang pernah ane ikutin. Sekitar 50%, katanya udah termasuk "Good". Dan Alhamdulillah ane sendiri dapet peringkat ke-5 se-Bekasi. Tapi apakah nanti akan berhasil lagi? Mudah-mudahan gak tertipu dengan hasil percobaan, takut nanti lalai di medan perang.

Ujian tadi pagi juga 'relatif mudah' dibandingin sama soal-soal yang pernah dikerjakan sebelumnya. Tapi untuk ujian tadi pagi, salah satu hal yang dijadiin pertimbangan itu besarnya kontribusi sumbangan pendidikan yang kita tulis bahwa kita bersedia memberikan segitu. (mudah-mudahan gak salah nulis, husnudzhon ya!) Jadi agak pesimis...

Well, gak boleh patah semangat. Bukan prioritas utama ini :p Dan walau pun gak dapet di UGM, kita semua harus tetep berkarya. Setuju?

Sebenarnya untuk nyemangatin diri, ane berpikir:

Supaya bisa berkarya dan bermanfaat sebaik mungkin, maka kita harus bisa belajar di universitas yang terbaik!


Nah, nanti klo ternyata gak dapet, baru deh:

Di mana pun kita kuliah, kita masih hidup dan hidup kita harus kita jadikan berharga sebaik mungkin. Karya seseorang nggak ngeliat di mana dia kuliah, yang penting berusaha dan selalu optimis!


Yap! Terus beribadah, berkarya!

Sabtu, 12 Desember 2009

Gimana sih hukumnya?

بسم الله الرحمن الرحيم


السلام عليكم و رحمة الله و بركاته


Hari ini UAS selesai, tapi bukan berarti waktu untuk lepas santai karena UN dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi di depan masih harus dibantai walau persiapanku kini mungkin belum sampai...


Ya, UAS usai hari ini. Tapi beberapa pelajaran bagiku ada beberapa yang tidak tuntas sehingga nanti harus mengikuti remedial atau tugas.

Baik, sekian laporan kehidupan nyata seorang pemuda yang kini masih berstatus pelajar. (Kayak apaan tau nih...)

***


Pertanyaan apa aja yang masih ada di benak kita dalam mengamalkan syariat Islam? Pasti banyak. Kayak tadi ada temen yang nanya hukum beramal dengan barang haram dan pemakaian barang bajakan.

Pertama-tama, ane bingung kok nanya ke ane? Emang ane pernah di pesantren tapi ngeliat perilaku ane sehari-hari sekarang kayaknya udah gak ada muru`ah jadinya tadi pikiran sempet terhenti sejenak. Kok masih mau nanya ke ane?

Untung tadi pas bareng sama temen lain yang sedikit banyak mengetahui hal tersebut. Tapi jawabannya masih ngambang...

Bersedekah dengan barang haram, mungkin bisa diqiyaskan dengan doa orang yang pakaian dan makanannya haram seperti yang disebut dalam suatu hadits. Artinya amalan tersebut tidak diterima. Masyayikh yang menabung di bank ribawi tidak mengambil uang bunganya. Tapi kalau dibiarkan kan sayang juga. Bunganya pasti gede (secara mereka ada yang diberi kelapangan dalam harta). Karena itu (menurut yang pernah diceritain), mereka tetap menyumbangkan uang tersebut tapi untuk hal-hal yang biasa seperti pembangunan jalan dan wc umum.

Tapi timbul pertanyaan di benak: lalu apakah terus menabung di bank tersebut itu boleh? Bukankah dengan menabung di bank tersebut kita juga membantu orang-orang yang bekerja di dalamnya mendapatkan uang dari sistem riba? Dan beberapa pertanyaan lainnya...

Untuk barang bajakan, sama seperti menyuri hasil karya orang lain kan? Jadinya hukumnya haram, itu yang ane simpulin sementara sekarang. (Klo pas tadi ditanya ane malah kayak gagu gak bisa ngomong)

Yah, walau sekarang nulis blog ini aja melalui komputer yang OSnya bajakan. (Ane berharap boleh ngotak-ngatik ni kompi jadi bisa instal yang gratisan macam Ubuntu)

Eh, bagaimana ya dengan barang halal yang bukan bajakan? Hanya saja cara masuk ke dalam negeri ini ilegal. Secara klo masuk secara resmi birokrasinya rumit dan pajaknya yang bikin harga barang tambah mahal '=.= Klo dengan pemahaman seadanya dari ane sih tetep haram karena kita harus tunduk kepada pemerintah...

Untuk ngelegain hati dan memantapkan langkah dalam menjalani kehidupan (perasaan ualangan Bahasa Indonesia udah kemaren-kemaren dan jarang ada sastra, kenapa ane pake bahasa gini?) ane nyoba bertanya ke Ustadz Aris dan Ustadz Abduh.

Gimana? Ane berharap antum yang memahami mau berbagi ilmu dengan ane, syukran!