Rabu, 30 Januari 2013

Dosa Itu Menyakiti Alam Semesta

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum!

Pembaca yang semoga dirahmati Allah, pernah mendapatkan ayat ini dan sedikit banyak merenunginya?

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Rum: 41)

Pernah, insya Allah, ketika tilawah atau ada pengajian yang membahas ayat ini. Saya sendiri teringat masa-masa SMA ketika dibacakan ayat ini.

Ketika itu yang dibahas adalah tentang Islam dan lingkungan, bahwa Islam mengajarkan pemeluknya untuk memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Menjaganya dengan tidak membuang sampah sembarangan, menolak penebangan pohon secara liar, melakukan reboisasi dan lain sebagainya. 'Perbuatan tangan manusia' yang menjadi sebab kerusakan alam di ayat itu lebih dibawa ke makna kelalaian kita yang berkaitan langsung dengan rusaknya ekosistem.

Well, itu benar. Tapi yang lebih tepat ternyata tidak hanya mencakup kesalahan manusia yang berkaitan dengan ekosistem lingkungan, tapi semua dosa yang ia lakukan.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ وَمَا لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا ظَهَرَ فِيهِمُ الأَمْرَاضُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أَسْلَافِهِمِ وَمَا مَنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَ مَا لَمْ يُطَفِّفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِجَوْرِ السُّلْطَانِ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَالسِّنِينَ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌ

“Hai orang-orang Muhajirin, lima perkara, jika kamu ditimpa lima perkara ini, aku mohon perlindungan kepada Allah agar kamu tidak mendapatkannya. Tidaklah muncul perbuatan keji (Zina,merampok, minum khamr, judi, dan lainnya) pada suatu masyarakat, sehingga mereka melakukannya dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar penyakit-penyakit lainnya yang tidak ada pada orang-orang sebelum mereka. Orang-orang tidak menahan zakat hartanya, kecuali hujan dari langit juga akan ditahan dari mereka. Seandainya bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi hujan. Tidaklah orang-orang mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan disiksa dengan kezhaliman pemerintah, kehidupan yang susah, dan paceklik. Dan selama pemimpin-pemimpin (negara, masyarakat) tidak menghukumi dengan kitab Allah. Dan memilih-milih sebagian apa yang Allah turunkan, kecuali Allah menjadikan permusuhan yang keras di antara mereka.”

Ya, benar bahwa kesalahan kita buang sampah atau limbah sembarangan itu merusak alam. Tapi ternyata perbuatan dosa kita yang lainnya pun menyakiti alam semesta. Apakah itu berbohong, memandang yang haram, berbuat curang, ghibah dan lain sebagainya.

Hal lain yang menunjukkan hal tersebut adalah suatu hadits yang menyebutkan bahwa pada asalnya hajar aswad diturunkan berwarna putih. Lalu ia lama kelamaan menjadi hitam karena disebabkan perbuatan dosa yang dilakukan manusia.


Oleh karena itu dalam suatu hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

أَبِي قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِيٍّ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرَّ عَلَيْهِ بِجِنَازَةٍ فَقَالَ مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ قَالَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلَادُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ

Abu Qatadah bin Rib'i Al Anshari, ia menceritakan bahwasanya Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam pernah dilewati jenazah, kemudian beliau bersabda: "Seorang yang beristirahat dan orang yang orang lain beristirahat darinya". Para sahabat bertanya; 'Wahai Rasulullah, apa maksud anda ada orang beristirahat dan orang yang orang lain beristirahat darinya? ' Jawab Nabi: "seorang hamba yang mukmin akan beristirahat dari kelelahan dunia dan kesulitan-kesulitannya menuju rahmat Allah, sebaliknya hamba yang jahat, manusia, negara, pepohonan atau hewan beristirahat darinya (dari kejahatannya)."(Hadits disalin dari situs Hadits Online dan terjemahnya dirubah sedikit oleh Blogger).

'Hamba yang jahat, manusia, negara, pepohonan atau hewan beristirahat darinya (dari kejahatannya)', mereka (manusia, negara, pepohonan atau hewan) beristirahat dari fajir, pelaku dosa, yang dosa-dosanya menyakiti alam dan isinya.

CMIIW

Wallahu A'lam bish-shawaab. Kesalahan dari ana pribadi, kebenaran datangnya dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Artikel ini terinspirasi dari salah satu video dari channel Rodja TV di YouTube yang berjudul 'Dosa Menyakiti Alam dan Seisinya'.

Ayat dah hadits pertama beserta terjemahnya disalin dari ssalah satu artikel Muslim Afiyah yang berjudul 'Banjir, Sebaiknya Jangan Cari Kambing Hitam Apalagi Pemimpin/Gubernur'.

Selasa, 22 Januari 2013

Something Scary -- Tergesa-gesa, Malah Tak Dapat Apa-Apa

بسم الله الرحمن الرحيم

"من استعجل الشيء قبل أَوانه عوقب بحرمانه"
Barang siapa yang tergesa-gesa ingin memetik sesuatu sebelum saatnya, niscaya ia akan dihukum dengan kegagalan mendapatkan sesuatu tersebut.

Kaidah ini disebutkan oleh Ustadz hafidzhahullah dalam kajian aqidah tanggal 9 Rabi'ul Awwal 1434 H, 21 Januari 2013 M.


Silogisme dan Takfir

بسم الله الرحمن الرحيم

Di kajian aqidah tanggal 9 Rabi'ul Awwal 1434 H, 21 Januari 2013 M, Ustadz sempat menceritakan sebagian kisah dan pelajarannya Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, selain dikenal dengan madzhab hanbalinya, beliau juga terkenal sebagai Imam Ahlissunnah wal Jama'ah. Di antara sebabnya adalah pembelaan beliau terhadap sunnah dan akidah yang lurus, perjuangan beliau mempertahankan akidah bahwa Al-Quran adalah Kalam Allah, huruf dan maknanya, bukan makhluq.

Memang apa sih hukumnya orang yang mengatakan bahwa Al-Quran itu makhluq? Apa konsekuensinya?

Ditanyakan demikian, Ustadz menjawab: kafir!

Sebagaimana pendapat Imam Ahmad rahimahullah bahwa siapa yang berpendapat bahwa Al-Quran adalah makhluq, maka dia telah kufur.

Akan tetapi pada prakteknya, Imam Ahmad tidaklah mengkafirkan para khalifah yang mereka menetapkan keyakinan Al-Quran makhluq sebagai keyakinan resmi. Sempat ada yang bertanya, apakah sudah saatnya memberontak, beliau menolak dan menyuruh yang bertanya tadi kembali. Bahkan beliau mendoakan kebaikan dan hidayah untuk para khalifah yang berkuasa.

Ustadz pun menjelaskan, takfir atau menyatakan kekafiran, jika ditujukan untuk individu dan personal, tidaklah sama dengan silogisme sederhana.

Di atas disebutkan bahwa meyakini Al-Quran makhluk adalah kekufuran.

Misalnya 'meyakini Al-Quran makhluk adalah kekufuran' premis umum, lalu ada premis khusus 'Fulan mengatakan Al-Quran itu makhluq' maka tidak bisa langsung disimpulkan 'Fulan kafir'.

Mengapa? Karena 'menyatakan suatu perbuatan adalah bentuk kekufuran' dan 'menghakimi kafir orang yang melakukan perbuatan tersebut' adalah dua hal berbeda. Dan hal yang terakhir memiliki metode dan aturan sendiri.

Wallahu A'lam bish-shawaab.

Baca: Al-Qur'an adalah Kalamullah, Bukan Makhluk !!

Minggu, 13 Januari 2013

Moslem Channel dan Itqon Production

بسم الله الرحمن الرحيم

Suka nonton video di YouTube? Kalau begitu, gak ada salahnya kan sesekali mampir mengambil manfaat yang lebih darinya?

Moslem Channel dan Itqon Production adalah dua dari channel-channel youtube yang insya Allah isinya bermanfaat.

Video-videonya cukup menarik dan gak terlalu panjang.


Rabu, 09 Januari 2013

Wasiat Seorang Ibu kepada Putranya

بسم الله الرحمن الرحيم

Nah, setelah sebelumnya nasehat untuk perempuan, ini nasehat untuk laki-laki. Well, bisa untuk perempuan juga sih. Tapi klo gak salah katanya kewajiban laki-laki adalah bakti pada ibu, kalau perempuan pada suami.

Nasehat ini ana copas dari status fb juga, dari akunnya Mas Faqih. Ini dia:

‎(Wasiat seorang ibu kepada putranya)

Wahai putraku yang perkasa

Pada suatu hari diantara hari-hari yang akan datang, kau akan menyaksikanku sebagai orang yang lemah, yang tiada lagi mampu mengutarakan apa kebutuhanku. Sedangkan pada masa itu kau berada dalam masa keemasan.

Maka, berilah aku sedikit waktu, dan sedikit kesabaranmu untuk memahamiku.

Dimasa aku mengangkat makanan dengan kedua tanganku, lalu terkulai jatuh ke dada.

Ketika aku tiada lagi kekuatan untuk memakai pakaianku sendiri.

Maka bersabarlah ketika kau bersamaku di hari itu.

Dan ingatlah apa yang ku ajarkan ini kepadamu tentang apa yang tidak mampu ku lakukan di hari itu.

Yakni, aku tiada lagi mampu berpenampilan rapi, indah, ataupun wangi.

Maka, janganlah engkau mentelantarkanku, ingatlah saat kecilmu aku senantiasa disampingmu dan menjadikan penampilanmu rapi, indah, dan wangi.

Dan janganlah engkau menertawakanku, saat kau saksikan diriku dalam keadaan bodoh, atau tiada cepat paham tentang perkara yang menurut generasimu sepele.

Aku dulu adalah pendidikmu, pengajarmu, tentang bagaimana engkau hidup, tentang apa yang ketahui hari ini dari perkara yang halal dan haram.

Maka jangan kau cemooh aku dimasa lemah ingatanku, lambat ucapanku, berkebalikan dengan ucapanmu.

Ketahuilah, kebahagiaanku saat itu hanya karena aku bersamamu.

Hanya karena kau menyiapkan yang aku butuhkan, maka jangan pernah bosan memahami apa yang aku inginkan pada masa itu.

Biarkanlah saat aku melangkahkan kaki ketempat yang aku inginkan. Tuntunlah aku dengan kedua tanganmu. Ingatlah dimana aku dulu mengajarimu berjalan.

Maka jangan malu untuk menuntunku saat itu, karena suatu saat kau akan menyaksikan dirimu harus dituntun seseorang.

Ketahuilah, dimasa-masa itu aku tiada lagi sesuai dengan generasimu. Aku hanyalah ditengah penantian menunggu kematian. Tetaplah bersamaku jangan mendahuluiku.

Dan ketika kau masa itu kau mengingat kesalahanku dimasa lampau, ketahuilah aku tiada melakukannya kecuali menginginkan kebaikan untukmu.

Dan seutama-utama yang hendaknya kau lakukan adalah, maafkanlah perbuatanku, dan tutuplah auratku.

Semoga Allah mengampunimu dan menutup auratmu.

Ketahuilah, senyummu saat itu tetap menyenangkan hatiku sebagaimana saat ini.

Aku dulu bersamamu saat kau lahir, tetaplah disampingku saat aku menemui kematian.

Penerjemah : Abu Abdillah Faqih
Sumber : Fanspage "Lillahi al 'izzatu walil mu'miniina"

'Perjalanan' Unik Wanita Menuju Surga

بسم الله الرحمن الرحيم

Kali ini ada nasehat, khusus untuk perempuan, dari sebuah status milik akun Ust. Aris D. Ansah

BELUM MENGERTI: Berbeda dengan kaum pria, wanita punya cara unik, khas, identik, dan spesial dalam menempuh 'perjalanan'nya menuju surga. Berbeda dengan laki2 yg (secara syariat) lebih banyak 'terbebani'. Laki2 didorong tuk sholat berjamaah di masjid, sholat jumat, Jihad dll yg tentunya tidak di'bebankan' kepada wanita. Laki2 punya kewajiban menafkahi keluarga, dan berdosa jika tidak menelantarkan, atau mengabaikan kewajibannya.

Bagi wanita, ada sebuah hadits yg menjadi kabar bahagia bagi mereka:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban)

Dari beberapa point di atas, point ketaatan pada suami itu yang sering terabaikan, atau tidak disikapi sebagai sebuah bagian dari beban syariat sebagaimana sholat dan puasa.

Berat...sungguh berat tuk selalu berbakti kepada suami. Kadang suami egois, kadang suami menjengkelkan, kadang mentaati suami benar2 melelahkan. Tetapi suami tetaplah suami...tidak dibebankannya beberapa syariat sebagaimana beban para suami, hendaknya itu disadari sebagai beban syariat pengganti. Sekali lagi berat...sungguh berat... Tapi coba kita simak hadits berikut:

Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita pun bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah pun menjawab bahwa diantarantanya karena wanita banyak yang durhaka kepada suaminya. (HR Bukhari Muslim)

DURHAKA...yups, mereka kadang lupa bahwa suami adalah SURGA dan NERAKA baginya. Sebagimana seorang anak kepada kedua orang tuanya. Bahkan jika dibolehkan (sebagaimna dlm sebuah hadits) dikatakan wanita itu layak tuk bersujud kpd suaminya.

"Ok...ok...kami kaum wanita mengerti, tapi suami itu harus juga bisa ngerti kami, begini dan begitu kepada kami, harus gitu gini kepada kami..."

Mbak...jeung...itulah harga yang harus sampean tunaikan. Sadarkanlah suamimu jika salah, bersabarlah dengan suamimu jika keliru...berat, sungguh berat, tapi itulah jalan surga. Dan jalan ke surga. Memang ditaburi oleh sesuatu yg membutuhkan perjuangan.

"Kami faham, kami ngerti...tapi..bla bla bla.."

"Permisi memotong, jika seperti itu ...sepertinya anda memang BELUM MENGERTI"

------------------------------------------------------------------------------------

Untuk laki-laki mana? Ada di post selanjutnya! :D