Rabu, 24 Juli 2013

Witir 3 raka'at satu tasyahud, duduk tasyahudnya tawaruk atau iftirasy?

بسم الله الرحمن الرحيم

Teringat kajian 20 hari Ramadhan tahun lalu yang membahas wudhu, shalat dan shaum, dibahas oleh Ustadz Aris Munandar (https://www.facebook.com/profile.php?id=100005284324087) tentang kaidah duduk iftirasy dan tawaruk madzhab syafi'iyah dan maddzhab hanabilah. Seingat ana tidak diberikan bunyi atau lafal kaidahnya tapi secara pemahaman, insya Allah begini:

Madzhab Syafi'iah: duduk pada setiap rakaat yang terakhir baik sholat yang memiliki dua tasyahhud maupun sholat yang hanya memiliki satu tasyahhud maka semuanya dilakukan dengan duduk tawarruk.

Madzhab Hanabilah: hukum asal duduk pada shalat adalah dengan iftirasy kecuali jika terdapat dua tasyahud di dalamnya, maka pada tasyahud terakhir duduk dengan duduk tawaruk.

Kedua madzhab ini sepakat jika di dalam suatu shalat ada dua tasyahud (contohnya Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya), maka pada tasyahud awal duduk iftirasy dan pada tasyahud akhir duduk tawaruk.

Yang berbeda, adalah ketika shalat dua raka'at seperti Shubuh atau shalat sunnah lain yang dilakukan dua rakaat. Yang mengikuti pendapat madzhab Syafi'iyah, ketika tasyahud dia duduk dengan duduk tawaruk sedangkan yang mengikuti madzhan Hanabilah dengan duduk iftirasy.

Ana sendiri sekarang ini mengikuti (err.. sepertinya masih taqlid sih) madzhab Hanabilah.

CMIIW.

Lalu, di masjid dekat dengan kosan sekarang, ana mendapati dilaksanakan di sana shalat tarawih 2-2-2-2-3. Pada witir terakhir langsung 3 rakaat dengan sekali tasyahud. Karena masih awam, ana pun bimbang. Karena ana mengikuti pendapat madzhab Hanabilah pada masalah ini, seharusnya ketika tasyahud ana duduk dengan duduk iftirasy. Tapi karena kebiasaan, rasanya aneh juga, shalat tiga rakaat tapi duduknya iftirasy.

Maka untuk meyakinkan lagi, ana tanyakan langsung lewat inbox akun Ustadz Aris dan ternyata memang duduknya dengan iftirasy. Begitu juga kalau shalat witirnya 2-1, maka pada 1 rakaat yang sendirian itu tasyahudnya dengan iftirasy.

Btw, ketika ana coba browsing di yufid.com, ndak semuanya sama. Di salah satu tulisan disebutkan Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat menguatkan pendapat Madzhab Syafi'iyah (http://almanhaj.or.id/content/923/slash/0/sifat-duduk-dalam-shalat-dua-rakaat/) sedang Ustadz Firanda menguatkan pendapat Madzhab Hanabilah (http://firanda.com/index.php/konsultasi/fiqh/55-cara-duduk-tasyahhud-terakhir-sholat-subuh).

Terus, bingung? Semoga Allah memberikan taufiq dan kemudahan bagi kita semua untuk mempelajari lebih dalam din-Nya.
 dari artikel Ust. Firanda Andirja:

Syaikh Al-'Utsaimin pernah ditanya ما كيفية الجلسة للتشهد في صلاة الوتر؟ "Bagaimanakah cara duduk tasyahhud pada sholat witir?"

فأجاب فضيلته بقوله: الإنسان في صلاة الوتر يجلس مفترشاً؛ لأن الأصل في جلسات الصلاة الاف
تراش، إلا إذا قام دليل على خلاف ذلك، وعلى هذا فنقول يجلس للتشهد في الوتر مفترشاً، ولا تورك إلا في صلاة يكون لها تشهدان فيكون التورك في التشهد الأخير للفرق بينه وبين التشهد الأول هكذا جاءت السنة، والله أعلم

Beliau menjawab, "Seseorang tatkala sholat witir duduk iftirosy, karena asal dalam duduk dalam sholat adalah iftirosy. Kecuali jika ada dalil yang menunjukan yang lain. Oleh karenanya kami katakan : ia duduk iftirosy tatkala sholat witir, dan ia tidak duduk tawarruk kecuali pada sholat yang memiliki dua tasyahhud, maka duduk tawarruk dilakukan tatkala tasyahhud akhir karena adanya perbedaan antara tasyahhud akhir dan tasyahhud awal. Demikianlah sunnah. Wallahu A'lam" (Majmuu' Fataawaa wa Rosaail Syaikh Al-'Utsaimiin 14/159 no 784)

4 komentar: