Sabtu, 02 Oktober 2010

Mari Merenung dengan Artikel 'Murtad Karena Pacar'

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebuah judul dalam rubrik Konsultasi Keluarga dari Majalah Qiblati...


MURTAD KARENA PACAR

Assalamu’alaikum ww. Berita duka, telah mati (iman dan hati) adik kami Fulanah yang akhirnya murtad masuk suatu agama demi cintanya pada lelaki non-muslim. Banyak nasihat semampu ilmu kami telah kami sampaikan, tapi dia tetap pilih jalannya sendiri. Apa ada jalan keluar sebelum terjadi pernikahan non-Islam? Wassalam.


Ikhwati –semoga Allah merahmati kita semua- kejadian di atas telah terjadi dan benar-benar terjadi atas salah seorang saudara kita. Sedang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. Ali Imran (3): 85)
“Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)." Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.” (Q.S. Az-Zumar (39): 71)
Dan... Allah memerintahkan kepada kita

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At-Tahrim (66): 6)

Maka ini adalah jawaban yang diberikan oleh Asy-Syaikh hafidzhahullah yang dapat ana salin hanya sampai analisa beliau. Kemudian ana tulis beberapa pelajaran di bawahnya. Semoga kita bisa mengambil manfaat.

Jawab: Wa’alaikumussalam warahmatullah. Hayyakallah, selamat datang di majalah Qiblati.
Sungguh Engkau telah membuat saya sedih dengan kesedihan besar karena berita menyakitkan ini. Sungguh saya letakkan banyak celaan kepada Anda dan keluarga Anda. Anda semua turut andil dalam menelantarkan putri Anda sekalian, dengan penelantaran yang dengannya nanti dia akan kekal selamanya di dalam neraka Jahannam. Anda sekalian membatasi permasalahan hanya pada kemurtadannya masuk agama lain. Sementara permasalahan pokok bukanlah itu. Mustahil dia masuk agama lain sebelum dia melalui beberapa fase ketelantaran yang Anda biarkan. Kemudian saat kapak sudah mengenai kepala, dan dia masuk Agama lain, kalian terjaga. Sangat disayangkan, Anda sekalian terlambat menjaga.

Tidak mungkin bagi orang yang berakal bisa membenarkan bahwa setelah dia selesai mendirikan shalat shubuh, kemudian dia umumkan keluarnya dia dari Islam dan masuknya dia dalam agama lain.
Tidak mungkin bagi orang yang berakal membenarkan, bahwa setelah dia selesai dari puasa Ramadhan dan qiyamullail di dalamnya lalu mengumumkan keluarnya dia dari Islam dan masuknya dia dalam agama lain.
Tidak mungkin kita bisa percaya, bahwa setelah dia menghadiri majelis taklim, serta berteman dengan teman-teman yang baik lalu mengumumkan keluarnya dia dari Islam dan masuknya dia dalam agama lain.
Jadi, haruslah dia telah melewati fase meninggalkan kajian Islam, meninggalkan shalat, dan ibadah-ibadah lain secara umum hingga dia jauh sama sekali dari Allah. Kemudian, setelah itu, di bawah pengaruh perasaan dan kecintaannya kepada pacar beragama lain, dia memutuskan untuk masuk agama tersebut karena dari asalnya dia memang tidak konsisten dengan ajaran-ajaran Islam.
Maka Anda sekalian, sungguh disayangkan, telah meremehkan jauhnya dia dari agama. Anda juga telah meremehkan jauhnya dia dari akhlaq mulia dengan memberikannya kebebasan untuk berkenalan dan berteman bahkan berpacaran dengan orang yang seperti itu. Maka inilah hasil memilukan yang kita berikan ucapan selamat kepada orang-orang pemeluk agama tersebut akan masuk Islamnya gadis yang tidak tahu sama sekali agamanya ini, dan sebaliknya kami harap mereka memberikan selamat kepada kita, karena masuk Islamnya ulama-ulama mereka ke dalam Islam. Inilah perbedaan antara Islam dan agama tersebut.
Sesungguhnya saya, wahai saudaraku, dengan ucapanku ini, berkata sedikit keras kepada Anda dan juga kepada keluarga Anda. Karena di sana juga terdapat banyak keluarga yang melewati cobaan seperti cobaan Anda sekalian dalam keteledoran. Maka saya ingin agar semuanya terbangun. Cukuplah sekali tidur, cukup sekali keteledoran, dan cukup sekali penelantaran.
Sesungguhnya saya akan menjawab Anda, dan saya mengkhawatirkan para da’i yang saya adalah bagian dari mereka, kami akan dihisab di hadapan Allah atas keteledoran kami sehingga saudari Anda terlantar seperti itu. Maka di manakah peran kami dalam memberikan pengaruh kepada masyarakat? Jika ini adalah apa yang kami rasakan, maka bagaimana pula dengan Anda dan keluarga Anda pada hari Anda sekalian berdiri di hadapan Allah?!
Saudaraku yang mulia.
Sekarang mari kita tinggalkan masa lalu yang wajib bagi kita untuk bisa mengambil pelajaran darinya. Hendaknya sekarang kita berfikir bagaimana mengembalikan saudari kita ini kepada himpunan Islam. Sesungguhnya ini, sebagaimana ini adalah tanggung jawab saya, dan tanggung jawab ulama di daerah Anda, maka hal ini juga tanggung jawab Anda, hendaknya kita semua menanggung tanggung jawab ini bersama-sama.
Betapa saya berangan-angan, seandainya Anda meminta bantuan kepada para da’i di daerah Anda sejak awal. Agar mereka turut andil bersama Anda dalam menyelesaikan permasalahan yang sulit ini. Terutama mereka yang memiliki ilmu luas dari sisi syar’i, juga memiliki pemahaman dalam hal bagaimana bermuamalah dengan kondisi seperti ini, serta mengetahui pokok-pokok ajaran agama tersebut. Hal ini biasanya di atas kemampuan Anda.
Sekarang, musibah telah terjadi, wajib bagi kita semua untuk memahami beberapa perkara penting dalam mendiagnosa permasalah ini agar kita bisa menentukan obatnya, yaitu:
Sesungguhnya kepindahan seorang manusia dari agama bukanlah perkara yang mudah. Itu bukanlah satu keputusan ringan yang mungkin seorang untuk mengambilnya begitu saja tanpa sebab-sebab yang dia lihat dari sisi pandangnya yang dia menjadi puas. Lalu jadilah perkara itu sebagai pendorong kuat menuju keputusan untuk berpindah dari agamanya. Berdasarkan hal ini, tidak benar sama sekali kita bermuamalah dengan seorang manusia yang telah melewati kondisi ini tanpa berusaha merenungan sebab-sebabnya dengan bentuk jelas dan konkrit, agar memungkinkan bagi kita untuk berfikir di jalannya demi mengobatinya, serta menentukan paling baik dalam bermuamalah dan mendakwahinya.
Saudari Anda, tidak akan masuk agama tersebut hanya sekedar karena ingin menikah dari seorang penganut agama tersebut saja. Bahkan harus ada beberapa faktor kuat yang mendorongnya untuk pindah agama. Kadang laki-laki dari golongan pemeluk agama tersebut itu memberikan beberapa syubhat kepadanya akan agama Islam yang kemudian menggoncangkan kepercayaannya kepada agamanya. Kemudian dia menjelaskan kepadanya akan ajaran-ajaran agama tersebut yang di dalamnya dia bisa bebas dari ikatan agama yang mengikatnya dengan berbagai macam ibadah. Dikarenakan bebas dari keistiqamahan ibadah sesuai dengan kondisi yang dia alami di masa Islamnya yang tidak konsisten dengan shalat dan ibadah-ibadah lain. Oleh karena itulah dia menemukan kebebasan dari ikatan ibadah harian yang sesuai dengan kehidupannya. Maka jadilah hal itu termasuk sebab-sebab yang turut andil dalam rangka dia meninggalkan agamanya lalu masuk agama tersebut.
Kadang, bukan hanya pacar berbeda agamanya yang mempengaruhi, kadang juga terhadap pengaruh-pengaruh lain yang kita tidak mengetahuinya, apakah dari orang lain, atau teman-teman wanita yang jelek, atau juga buku-buku yang mendiskreditkan Islam. Barangkali salah satu faktor inilah yang mempengaruhi dan membantu keluarnya dia dari agamanya.
Sesungguhnya, seorang manusia yang lemah pondasinya, serta sedikit pengetahuan terhadap agamanya, dengan tabiat seperti itu, dia tidak akan bisa berpegang dengan kuat di hadapan perdebatan apa pun dari agama lain yang bagus permainannya dengan menggunakan akal, logika dan filsafat. Yang hal itu menjadikannya meragukan agamanya. Jika tidak ada seseorang yang membantunya, maka dia akan meninggalkan aqidahnya, bisa kepada atheis, atau juga kepada agama orang yang turut andil dalam membuatnya ragu, lalu dia pun meninggalkan fitrahnya yang lurus, kepada aqidah lain yang rusak, batil,lagi sesat.
Lalu, tambahan itu semua, saudari Anda mendapatkan pendorong untuk mengubah agamanya demi memenuhi keinginannya untuk menikah dengan seorang pemeluk agama tersebut yang Islam telah melarang dan mengharamkan pernikahan ini.
Termasuk perkara yang dikukuhkan adalah bahwa terdapat keterputusan hubungan antara saudari Anda dengan masyarakat. Telah hilang perasaan hubungan, dan kasih sayang antara dia dengan anggota masyarakat muslim yang dia hidup di dalamnya. Sebaliknya, barangkali dia mendapatkan masyarakat baru, yang membuat-buat ajaran bagus, kokoh dengan berbagai jalan yang tersusun rapi. Di mana masyarakat baru itu turut andil mengeluarkannya dari Islam, agama Allah yang haq kepada agama batil.
Inilah analisa kejiwaan yang wajib bagi kita untuk memahaminya, sementara kita mengambil permasalahan yang wajib bagi kita untuk bersungguh-sungguh dalam menyelesaikannya semampu kita, dan taufik hanyalah dari Allah. Kita ambil sebab-sebab hidayah dan perbaikan, kita curahkan segenap upaya dalam melakukan perubahan dan memberikan petunjuk. Kemudian kita tinggalkan buahnya untuk Allah.
Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.” (Q.S. Yasin (36): 17)
Maka saya memohon taufik kepada Allah bagi kami, Anda, baginya, serta bagi seluruh kaum muslimin.
Ada pun beberapa hal yang bisa ana ambil pelajarannya:

1. Seringkali kita baru sadar akan bahaya yang menimpa ketika bahaya tersebut tepat di hadapan kita. Ini adalah bahaya dari kelalaian kita, menelantarkan orang dekat atau diri kita sendiri jauh dari beragama. 

2. Jangan meremehkan apalagi tidak berusaha melakukan ibadah-ibadah sunnah, berusahalah mencari sebab-sebab terjaganya agama kita seperti mengikuti kajian dan mencari teman-teman yang baik. Yang walau kita kadang merasa tidak pas dengan mereka, jangan putuskan silaturrahmi dan meminta nasehat.

3. Jagalah akhlaq. Akhlaq mulia harus diperhatikan. Termasuk dalam pertemanan yang kita sering bersenda gurau, akhlaq tetap harus dijunjung.

4. Dekatlah dengan para ustadz dan alim ulama, serta minta dari mereka nasehat dan bantuan.

5. Walau pun dengan orang yang berbeda agama, kita tetap harus bermuamalah dengan baik tapi dengan tetap memperhatikan batasan-batasan.
Begitu pula dengan orang yang sudah masuk agama lain dan masih kita harapkan dia kembali, kita harus bermuamalah dengan mereka dengan cara yang hikmah.

6. Waspadai syubhat-syubhat yang dapat menggoncangkan iman yang lemah, oleh karena itu menuntut ilmu syar’i pun harus menjadi agenda kita. Dengan ilmulah kita tahu mana-mana yang syubhat dan betapa lemahnya syubhat-syubhat tersebut.

(Isi artikel dari majalah Qiblati 12 bulan Syawal 1431 H dengan agak banyak perubahan dan tambahan)

Sabtu, 25 September 2010

Sisi Lain Seorang -Pemuka Ahli Hadits Abad Ini- Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy

بسم الله الرحمن الرحيم

Syaikh al-Albâni rahimahullah (wafat tahun 1420 H), pemuka ulama hadits abad ini, juga memberikan perhatian besar terhadap para pemuda. Dikatakan oleh Syaikh DR. ‘Abdul ‘Aziz as-Sadhan bahwa banyak momen penting yang beliau lalui bersama para remaja. Di sini, akan ditampilkan bagaimana kesabaran beliau dalam meladeni kaum muda yang telah terkena virus takfir (mudah mengkafirkan orang), mematahkan syubhat-syubhat (kerancuan landasan pemikiran) mereka. Berikut ini kisahnya:



Syaikh Dr. Basim Faishal al-Jawabirah hafizhahullah mulai berkisah: “…Saat itu aku masih belajar di jenjang SMA. Bersama beberapa pemuda, kami mengkafirkan kaum muslimin dan enggan mendirikan sholat di masjid-masjid umum. Alasan kami, karena mereka adalah masyakarat jahiliyah. Orang-orang yang menentang kami, selalu saja menyebut-nyebut nama Syaikh al-Albâni rahimahullah, satu-satunya orang yang mereka anggap sanggup berdialog dengan kami dan mampu melegakan kami dengan argumen-argumen tajamnya serta mengembalikan kami ke jalan yang lurus.



Ketika Syaikh datang ke Yordania dari Damaskus, beliau diberitahu adanya sekelompok pemuda yang seringkali mengkafirkan kaum muslimin. Lantas mengutus saudara iparnya, Nizhâm Sakkajha – kepada kami untuk menyampaikan keinginan beliau untuk berjumpa dengan kami.



Dengan tegas kami jawab: “Siapa yang ingin berjumpa dengan kami, ya harus datang, bukan kami yang datang kepadanya”.



Akan tetapi, Syaikh panutan kami dalam takfir memberitahukan bahwa al-Albâni rahimahullah termasuk ulama besar Islam, ilmunya dalam dan sudah berusia tua. Ia pun mengarahkan supaya kami lah yang mendatangi beliau.



Lantas kami pun mendatangi beliau di rumah iparnya, Nizhâm , menjelang sholat Isya. Tak berapa lama, salah seorang dari kami mengumandangkan adzan. Setelah iqamah, Syaikh al-Albâni rahimahullah berkata:



“Kami yang menjadi imam atau imam sholat dari kalian?”.



Syaikh kami dalam takfir berujar:



“Kami meyakini Anda seorang kafir”



Syaih al-Albâni rahimahullah menjawab: “Kami masih yakin kalian orang-orang beriman (kaum Muslimin)”.



Syaikh kami akhirnya memimpin sholat. Usai sholat, Syaikh al-Albâni rahimahullah duduk bersila melayani diskusi dengan kami sampai larut malam. Syaikh kami lah yang berdialog dengan Syaikh al-Albâni rahimahullah. Sedangkan kami dalam rentang waktu yang lama itu, sesekali berdiri, duduk lagi, merentangkan kaki dan berbaring. Anehnya, kami lihat Syaikh al-Albâni rahimahullah tetap dalam posisi awalnya, tidak berubah sedikit pun, meladeni argumen beberapa orang. Saat itu, aku benar-benar takjub dengan kesabaran dan ketahanan beliau!!



Kemudian, kami masih mengikat janji untuk berjumpa lagi dengan beliau keesokan hari. Sepulangnya kami ke rumah, kami mengumpulkan dalil-dalil yang menurut kami mendukung takfir yang selama ini kami lakukan. Syaikh al-Albâni rahimahullah hadir di salah satu rumah teman kami. Persiapan buku dan bantahan terhadap Syaikh al-Albâni rahimahullah telah kami sediakan. Pada kesempatan kedua ini, dialog berlangsung setelah sholat Isya` sampai menjelang fajar menyingsing.



Perjumpaan ketiga berlangsung di rumah Syaikh al-Albâni rahimahullah. Kami berangkat ke rumah beliau setelah Isya. Dialog pada hari ketiga ini berlangsung sampai adzan Subuh berkumandang. Kami mengemukakan banyak ayat yang memuat penetapan takfir secara eksplisit. Begitu pula, hadits-hadits yang mengandung muatan sama yang menetapkan kekufuran orang yang berbuat dosa besar. Setiap kali menghadapi argumen-argumen itu, Syaikh al-Albâni rahimahullah dapat mematahkannya dan justru ‘menyerang’ balik dengan membawakan dalil yang lain. Setelah itu, beliau mengakomodasikan dalil-dalil yang tampaknya saling bertolak belakang itu, menguatkannya dengan keterangan para ulama Salaf dan tokoh-tokoh umat Islam terkemuka di kalangan Ahlus Sunnah wal jawamah.



Begitu adzan Subuh terdengar, sebagian besar dari kami bergegas bersama Syaikh al-Albâni rahimahullah menuju masjid untuk menunaikan sholat Subuh. Kami telah merasa puas dengan jawaban Syaikh al-Albâni rahimahullah tentang kesalahan dan kepincangan pemikiran yang sebelumnya kami pegangi. Dan saat itu juga kami melepaskan pemikiran-pemikiran takfir tersebut, alhamdulillah. Hanya saja, ada beberapa gelintir dari kawan kami yang tetap menolaknya. Beberapa tahun kemudian, kami mendapati mereka murtad dari Islam. Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan kepada keselamatan”



Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan kemudahan bagi kita sekalian untuk mengambil pelajaran dari sejarah ulama Islam.



Diadaptasi dari al-Imâm al-Albâni, Durûs Wa Mawâqif Wa ‘Ibar hal Syaikh ‘Abdul ‘Azîz bin Muhammad bin ‘Abdullah as-Sadhân Dârut Tauhîd Riyadh Cet I, Th 1429H-2008M, hal155-158



[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XII/1430H/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]



http://www.almanhaj.or.id/content/2760/slash/0

Selasa, 10 Agustus 2010

Pertanyaan Iseng untuk Mbah

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Jepretan
Assalamu'alaikum :D

Di Kebumen ana banyak refreshing karena masih banyak hijau-hijauan menghampar. Apalagi suatu haru ana pernah minta jalan agak ke atas berama Mbah. Di atas, ana melihat bukit lain di kejauhan yang terselimuti kabut. Malam harinya juga indah. Bintang-gemintang di langit terlihat lebih banyak dan lebih indah dari pada di Bekasi (iyalah!). Ana berniat mengambil gambar langit di waktu shubuh tapi sayang tidak ada kamera yang pas.

Hmm, selain itu dan berkumpul bersama Mbah dan kerabat ndak ada yang istimewa untuk diceritakan, kecuali...

Sebuah ide iseng terlintas di benak ana yang dahulu pernah muncul. Dahulu ide ini ditujukan untuk orang tua ana, tapi jadi penasaran gimana kalo ditujukan ke Mbah.

So, ide isengnya adalah: minta diceritakan bagaimana Mbah Putri bertemu Mbah Kakung dahulu, haha!

Dan seperti sudah ana duga sebagaimana permintaan ini ana tujukan ke orang tua ana dahulu, pembukaan dari yang ditanya adalah sebuah tawa renyah. Entah apakah tawa tersipu malu, tawa gembira karena bisa menyampaikan kisah indah mereka yang layak dibagi, atau tertawa karena keluguan sang penanya (gak mungkin).

Lalu Mbah Putri bercerita bagaimana waktu dahulu sebagai anak perempuan, banyak juga laki-laki yang tertarik dengan beliau. Setelah mencapai usia siap untuk menikah, Orang tua beliau (Mbah Buyut ana) ndak ingin Mbah Putri diboyong suaminya kelak ke kota lain. Harus di Krakal. Oleh karena itu ada beberapa lamaran yang ditolak.

Kemudian Mbah Kakung bercerita bahwa pertama kali beliau melihat Mbah Putri itu ketika sedang berada di sebuah kantin yang Mbah Putri sebagai pelayannya.

Selanjutnya sampai bagaimana Mbah Kakung datang melamar Mbah Putri ndak mereka ceritakan. Yah, sebagaimana orang tua lainnya yang sayang kepada cucu, mereka menambahkan nasehat tentang cinta kepada cucunya ini :)

Bahwa dahulu sebelum menikah Mbah Putri ndak pernah senggolan sekali pun dengan laki-laki yang bukan mahram. Ndak seperti sekarang yang serba bebas...

Ana pikir memang demikian. Terlalu mudah menyikapi cinta. Sehingga dengan mudahnya mereka menyatakan kemudian memulai sebuah 'hubungan'. Karena gak matang menyikapinya pula sekarang lebih banyak dan sering terjadi masalah yang kemudian masalah itu dianggap enteng dalam pernikahan. Wallahu A'lam...

Tentang cinta ini, ana suka kasihan oleh status-status atau tweet-tweet yang merasakannya. Curhatan tentang keadaan mereka yang dibikin gelisah oleh cinta...

Kadang ana suka seneng melihat status mereka yang mengindikasikan 'bangkit'nya mereka dari rasa gelisah. Tapi kadang suka tiba-tiba menulis bahwa mereka kembali diterpa gelisah.

Hmm, padahal menurut ana cinta sejati adalah salah satu sumber kebahagiaan dan kekuatan motivasi dalam hidup.

Entahlah, tapi klo mau nasehat tentang cinta, ana ada beberapa saran. Coba klik link ini:

Bila cinta menyapa

Cinta Sejati

Senin, 02 Agustus 2010

Jogja!!!

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Jepretan


Assalamu'alaikum. Alhamdulillah sekarang ana udah di Jogja. Belum pindah, sih. Ana ke sini hanya untuk tes AAI atau Asistensi Agama Islam. Tapi bukan berarti ana balik lagi sehabis tes. Ana bakal ke Kebumen, rumah Mbah sembari nunggu Ayah dan Ibu datang.

Manja?

Ya, ana rasa. Tapi bagaimana lagi karena mereka juga yang meminta seperti demikian.

Alhamdulillah ana mendapat suasana yang enak.

Pagi sebelum berangkat ana menengok sekolah sekalian mengantar buku untuk seseorang yang ana kenal di IEC lalu dia ternyata masuk sekolah SMA tempat ana juga. Udah lumayan lama gak ketemu. Pas nyampe gerbang tiba-tiba ana dengar dia manggil nama ana. Hmm, sesaat ana kira mungkin dia siswa kelas dua atau tiga yang sudah kenal ana. Tapi anak kelas dua atau tiga yang kenal ana laki-laki semua. Ana juga rada pangling ngeliat dia pake kerudung. Di IEC dia gak pernah make kerudung dan penampilannya rada tomboy soalnya. Karena itu setelah sadar dan mengenali pun ana jadi agak susah ngomong.

Tapi pas dia manggil ana serasa udah kenal lama dan ngerasa (entah bener atau karena GR) dalam panggilannya itu untuk orang yang kenal lama juga. Entahlah.

Setelah menyerahkan bukunya ana langsung pergi ke stasiun. Rame juga. Mungkin karena hari kerja. Gak ada yang istimewa sepanjang perjalanan kecuali ana ketemu Kakak Alumni SMA yang mau mendaftar UGM. Namanya Kak Utomo. Subhanallah, ana kaget! Walau sebenarnya sehari sebelumnya udah ngobrol tentang akan kepergian beliau ke Jogja, tapi ana gak nyangka sekereta dengan beliau apalagi hanya beda satu gerbong. Setelah itu kami ngobrol beberapa saat. Orangnya semangat, hehe.

Ohya, dalam perjalanan ini ana menjama' sholat dzuhur dan ashar di waktu dzuhur. Dahulu ana penah bepikir bahwa lebih utama sholat di waktunya termasuk ketika berada di atas kendaraan. Ternyata Rasulullah memang pernah sholat di atas kendaraan tapi tidak untuk sholat wajib. Jadi untuk sholat wajib lebih baik jika kita mendapatkan waktu luang sebelum naik atau setelah turun kendaraan untuk menjama' antara dua sholat di waktu yang kita bisa.

Sekian dulu. Ana mau nyari makan dulu! Hehe. Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh!!!

Kamis, 29 Juli 2010

Percaya Diri

بسم الله الرحمن الرحيم

Anda cukup percaya diri? Bagus. Mari kita baca artikel ini.

--------------------------------------------

Hukum PD (Percaya Diri), Fatwa Syaikh Muhammad bin Ibrahim.

87- س:- قول من قال: تجب الثقة بالنفس؟

Pertanyaan ke-87 adalah tentang hukum perkataan yang mengatakan bahwa percaya diri itu adalah sebuah keharusan.

ج: لا تجب ولا تجوز الثقة بالنفس.

Jawaban Syaikh Muhammad bin Ibrahim,
“Percaya diri itu tidaklah wajib, bahkan tidak boleh (baca:haram).

في الحديث: ((وَلاَ تَكِلْني إلى نَفْسِيْ طرْفَةَ عَيْن)) (1)

Dalam sebuah doa yang terdapat dalam hadits disebutkan, “Ya Allah, janganlah Kau serahkan diriku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata” (HR Abu Daud, Ahmad, Ibnu Hibban dan dinilai hasan oleh al Albani dalam Sahih al Jami no 3382).

من يقوله؟! أَخشى أَن هذه غلطة منك؟! لا أَظن أَن انسانًا له عقل يقول ذلك، فضلاً عن العلم.…(تقرير الحموية).

Siapa yang mengatakan wajibnya percaya diri? Saya khawatir Anda salah dengar dalam hal ini. Aku tidak menyangka ada seorang yang berakal yang mengucapkan hal tersebut, terlebih lagi orang yang berilmu” [Tanya Jawab dalam kajian kitab al Hamawiyyah].

(1) وجاء في حديث رواه أحمد: ((واشهد أنك ان تكلني إلى نفسي تكلني إلى ضيعة وعورة وذنب وخطيئة واني ان أثق إلا برحمتك)).

Catatan Kaki:
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan, “Dan aku bersaksi sesungguhnya jika Kau serahkan diriku kepada diriku sendiri berarti Kau serahkan diriku kepada ketersia-siaan, memalukan, dosa dan kesalahan. Sesungguhnya aku hanya percaya kepada rahmat-Mu”

Sumber: Fatawa wa Rasai Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh 1/50, Maktabah Syamilah.

Catatan:

Tentang hukum PeDe perlu kita rinci:
a. Jika yang dimaksud dengan PD adalah tidak minder, berani tampil di depan banyak orang dan hal-hal yang semisal maka tentu tidak mengapa.
b. Jika yang dimaksud dengan PD adalah mengandalkan kemampuan diri sendiri dan tidak bergantung kepada Allah maka jelas hukumnya haram.

artikel: www.ustadzaris.com

Jumat, 09 Juli 2010

Hantu? Siapa takut?! Cuih! (Saya takut sih sebenarnya...)

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh!

Apa kabar? Sekarang udah Juli dan post terakhir bulan Mei, berarti udah lama banget gak posting. Eh, sekalinya posting masalah ginian. Yah, dari pada gak posting kan?

Mungkin antum sudah mengetahui atau membaca tentang hantu-hantu di banyak perguruan tinggi Indonesia. Salah satunya di UGM. Yah, berhubung Alhamdulillah ana melanjutkan pendidikan di sana jadi ana gabung di grup Maba dan mendapatkan tautan tentang hantu UGM dari sana. Eh, seterusnya ana jadi penasaran dengan universitas lain dan setelah mendapatkan tautan tentang hantu UI dan tautan hantu ITB, baru ana udahan penasarannya.

Hmm, masalah hantu, jujur saja, ana merasakan takut. Tapi ana juga sadar takut ini agak aneh. Apa yang membuat ana takut sama hantu? Setelah ana pikir, ana dapat dua jawaban: takut disakiti secara fisik dan takut melihat penampakan mereka yang menyeramkan. Secara umum ini yang bikin orang-orang takut dengan mereka kan?

Tapi ada yang lebih menakutkan sebenarnya. Bukan dari hantunya. Tapi dari rasa takut terhadap hantu. Paham kalimatnya kan?

Ketakutan terhadap jin dan semisalnya bisa menjadi suatu kesyirikan. Nah, akibat dari kesyirikan jauh lebih menakutkan dari pada hantu bukan?

Oleh karena itu ana pernah berpikir hal yang membuat rasa takut hilang. Langsung aja ana memikirkan dua hal tadi: takut dilukai secara fisik dan takut akan rupa menyeramkan.

Dilukai secara fisik? Gimana caranya? Hmm, pernah memikirkan itu? Dapat jawaban? Ana tidak. Walau pernah menonton film hantu yang membunuh manusia, Alhamdulillah gak pernah percaya. Gak pernah (dan gak mau) ketemu soalnya.

Karena rupanya yang serem? Hmm. Ini bisa dibiasakan kayaknya. Dulu pas kecil ana selalu nangis ketika ada ondel-ondel atau patung singa. Tapi sekarang udah enggak. Untuk penampakan seperti di film-film hantu, untuk apa takut? Ketika terbayang wajah-wajah seram ana langsung mengingat apa yang pernah ana lihat hanya muka biasa yang di'hancur'kan (bukan dirias. dirias itu untuk tambah cakep kan?).

Dan ana selalu bertanya kenapa kita takut pada rupa-rupa itu? Serem? Ya.. kenapa rupa seperti itu serem? Jawaban sementara ana mungkin karena 'hancur'. Kita takut kita hancur dan takut akan kehancuran. Wallahu A'lam.

Yang pasti supaya tidak syirik yang harus kita lawan adalah rasa takutnya. Ya! Rasa takut! Bukan hantunya!

Kalau hantunya sih gak usah dilawan asal mereka gak ngeganggu.

Dan, ternyata menurut artikel ini, manusia lebih mulia dari bangsa jin. Jadi buat apa takut?

Senin, 31 Mei 2010

Hal Unik (Bagi Ane) dalam Perjalanan Kmaren

بسم الله الرحمن الرحيم





Dari Jepretan
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh!!

Apa kabar? Kayaknya cukup baik untuk internetan dan mampir di blog ini :)

Ada beberapa hal menarik (bagi ane) yang ane temui kmaren dalam perjalanan ke, di dan dari Jogja. Tujuan ane ke sana (bareng keluarga) adalah daftar sekalian tes untuk dapet tempat di sebuah kos-kosan yang sekalian tempat belajar Islam. Jadi ane mau jadi santri mahasiswa ceritanya.

Ini dia:

Dari Jepretan

Pohon ini ada di alun2 Jogja. Lupa lornya atau ngidulnya (utara atau selatannya, hehe). Apa yang aneh?

Sebenarnya ada dua pohon.

Dari Jepretan

Nah, katanya klo kita jalan ke tengah di antara dua pohon itu dengan ditutup matanya maka kita gak akan pernah nyampe, selalu ke samping. Selama yang ana liatin emang jarang yang berhasil. Orang yang udah jalan lurus hampir nyampe tiba-tiba ragu trus belok. Tapi ane ragu dan harus ragu. Gak boleh ada keyakinan apa-apa bahwa pohon tersebut ada 'sesuatu'-nya yg bikin kayak gitu. Tapi cukup unik.

Selanjutnya ditemui secara nggak sengaja. Karena nyari tempat nginep sana-mari selalu dapetnya
Dari Jepretan

Trus kami dikasih tau tempat nginep yang sebenarnya rumah warga tapi biasa dipake nginep. Abis beres-beres, jalan-jalan dikit sekitar rumah tersebut dan nemu
Dari Jepretan

Jadi sekalian aja coba liat ke sana. Rupanya pemakaman warga tapi ada makam beliaunya. Di pintu tertulis
Dari Jepretan

Ane liat yang nomor enam. Sesuai kan kayak hadits?

Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan, dari Jundab bin Abdullah Al-Bajali, bahwa ia berkata, Lima hari sebelum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal, aku mendengar beliau bersabda.

"(Artinya) Sesungguhnya aku telah meminta kepada Allah agar aku mempunyai khalil di antara kalian, karena Allah telah menjadikan aku sebagai khalil(Nya) sebagaimana Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai khalil(Nya). Seandainya aku (dibolehkan) mengambil seorang khalil dari umatku, tentu aku menjadikan Abu Bakar sebagai khalil(ku). Ingatlah sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan-kuburan para nabi dan orang-orang shalih mereka sebagai masjid-masjid. Ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid-masjid, sesungguhnya aku melarang kalian melakukan itu". [Hadits Riwayat Muslim dalam Al-Masajid 532] diambil dari sini

Tapi di dalamnya tetap ada...
Dari Jepretan

Btw di dalemnya bener ada
Dari Jepretan

Dari Jepretan

Selanjutnya ane temui pas lagi nyari2 kaos. Jogja lumayan dikenal ama kaosnya yang cukup unik, ya kan? Di antara gambar-gambar lucu itu ane nemu saran bagus dalam perawatan kaos
Dari Jepretan
Saran terakhir sangat bagus kan? Hehe

Nah, ada lagi. Yang satu ini ada di SPBU Candi Mas dalam perjalanan Jogja-Purwekerto.
Dari Jepretan

Apa itu?

Dari Jepretan

Haha, lumayan ternyata. Enak juga mukul2 dikit pas rehat di jalan.

Segitu aja. Maaf sangat berantakan.

Sabtu, 22 Mei 2010

Secuil tentang Hadits: Luar Biasa!

بسم الله الرحمن الرحيم



Kajian.Net
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Kali ini ana cuma mau berbagi rasa. Rasa kagum. Kagum terhadap apa? Yang pasti bukan terhadap perempuan (belum saatnya, hehe).

Bermula ketika ana menemukan link ini. Link halaman file audio kajian Ust. Aslam Muhsin. Beliau adalah Mudir Ma'had Al-Binaa.

Tiba-tiba muncul rasa rindu mendengar nasihat beliau. Ana dengarkan bagian pertama ceramahnya tentang 'Hakikat Turunnya Wahyu'. Di bagian awal beliau tidak langsung masuk ke inti pembahasan tapi membicarakan beberapa hal tentang hadits. Di bagian inilah muncul kekaguman itu.

Diceritakan bahwa Imam Bukhari Rahimahullah menulis kitab shahihnya tidak kurang dari 16 tahun. Kitabnya tersebut sangat dipuji oleh ulama lain. Disebutkan bahwa di kolong langit ini tidak ada kitab yang paling shahih setelah Al-Qur`an selain kitab ini. Tidak lain karena Imam Bukhari hanya memasukkan hadits-hadits shahih yang tidak hanya sesuai dengan kriteria yang disepakati para ahli hadits tapi juga kriteria-kriteria dari beliau yang sangat ketat.

Kita bisa lihat kriteria hadits yang shahih dari definisinya:

Hadits yang bersambung sanad (jalur transmisi) nya melalui periwayatan seorang periwayat yang ‘adil, Dlâbith, dari periwayat semisalnya hingga ke akhirnya (akhir jalur transmisi), dengan tanpa adanya syudzûdz (kejanggalan) dan juga tanpa ‘illat (penyakit).

Nah, kriteria yang menurut ana sangatlah hebat: 'periwayat yang ‘adil, Dlâbith'

Apa maksudnya?

- Periwayat Yang ‘Adil : Bahwa setiap rangkaian dari para periwayatnya memiliki kriteria seorang Muslim, baligh, berakal, tidak fasiq dan juga tidak cacat muru`ah (harga diri)nya.

- Periwayat Yang Dlâbith : Bahwa setiap rangkaian dari para periwayatnya adalah orang-orang yang hafalannya mantap/kuat (bukan pelupa), baik mantap hafalan di kepala ataupun mantap di dalam tulisan (kitab)

(Definisi hadits shahih, periwayat 'adl dan periwayat dlabith dikutip dari ILMU HADITS : DEFINISI HADITS SHAHIH, penjelasan lebih lanjut silahkan kunjungi halaman tersebut)

Untuk jadi periwayat yang ‘adil sangatlah berat! Tidak sekedar Muslim, baligh (dewasa), berakal, dan tidak fasiq, tapi juga tidak cacat muru`ahnya! Jadi dalam kehidupan kesehariannya, dia tidak melakukan hal-hal yang dianggap tidak pantas walau hal itu adalah hal biasa bagi kita. Hal-hal tersebut dilihat dari hal-hal yang terkecil dan dicatat dalam biografi mereka sebagai bahan pertimbangan apakah hadits yang disampaikan orang tersebut patut diterima atau tidak.

Kemudian periwayat yang dlâbith ini jika digambarkan, maka orangnya adalah dia yang ditanya kapan saja di mana saja tentang suatu hadits dia langsung menjawab dengan lancar! Kualitas hafalan super hebat!

Dlâbith ada dua macam: shadr dan kitab.

Yang pertama maksudnya hafalannya benar-benar di 'luar kepala'. Tidak seperti 'luar kepala'-nya kita, tapi benar-benar hafal bahkan tanpa kitab.

Seperti Imam Bukhari. Suatu saat beliau belajar dari seorang syaikh bersama peserta belajar lain. Masa belajarnya selama 16 hari yang dikatakan dalam masa itu disampaikan sekitar 16.000 atau 6.000 hadits (afwan klo salah, ana kurang ingat). Selama 16 hari itu, beliau tidak membuat satu pun catatan tentang apa yang dipelajarinya. Hingga di akhir masa belajar beliau dicela oleh teman-temannya yang lain karena hal tersebut. Menjawab celaan itu, beliau melafalkan hal-hal yang disampaikan selama masa belajar, bahkan beberapa mereka malah mengoreksi catatannya sendiri berdasarkan apa yang dilafalkan Imam Bukhari. Ini bukan kisah fiktif. Luar biasa, kan?

Yang kedua maksudnya hafalannya masih berdasarkan kitab atau catatan milik perawi tersebut. Jadi hadits yang disampaikan ketika catatannya masih ada, derajatnya lebih kuat sedangkan hadits yang disampaikan setelah catatannya hilang atau dicuri atau terbakar derajatnya dipertanyakan.

Betapa hebatnya ulama terdahulu dan betapa ketatnya mereka menjaga sanad hadits di mana hadits adalah sumber hukum agama ini.

Mereka menyortirnya tidak hanya dari isi hadits tapi juga dari orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits. Bahkan kapan suatu hadits disampaikan dari seorang perawi juga diperhatikan, bisa dilihat tadi dari apakah haditsnya disampaikan ketika catatan sang perawi masih ada atau tidak. Selain masih ada atau tidak catatan, umur sang perawi diperhatikan karena pada masa tertentu ternyata sang perawi mengalami kepikunan.

Subhanallah... Perjuangan mereka menjaga agama ini dengan menjaga sanad sungguh tak terbayang oleh ana.

"Sanad itu termasuk agama, kalau bukan karena sanad orang akan seenaknya menisbatkan (kepada Nabi) apa yang ia mau".[Imam Muslim dalam muqadimah Shahihnya]

(Bagian terakhir dalam blockquote ana salin dari status Akh. Azlan)

Kamis, 29 April 2010

Berharap Pada Perguruan Tinggi Idaman

بسم الله الرحمن الرحيم

Miris.
Sedih, gelisah berkalut-kalut!

Setiap hari yang kudengar dan kubaca berita, hampir seluruhnya hal-hal buruk tentang atau yang terjadi di negeri ini.

Pincang. Sangat tak berimbang.

Di sana anak negeri menyetak prestasi gemilang, sedang di sini berbagai keributan terjadi tak keruan.

Indonesia butuh, tidak, kitalah yang butuh generasi penerus yang dapat memperbaiki keadaan negeri ini.

Tapi hatiku lemas kala melihat teman-temanku yang guling-gulingan saat menghadapi kenyataan tak lulus ujian. Walau pun mereka disebut sebagai siswa terbaik di sekolahnya, apakah selemah itu diri mereka??!

Walau aku lulus dengan cara yang dipertanyakan, tapi aku bangga dengan beberapa sahabat yang kukenal di mana mereka telah siap mental menerima kegagalan. Mereka siap! Dan mereka menolak mengikuti arus yang mengarah ke kubangan...

Noda kini tak segan menempel di sekolah-sekolah tempat para pemuda disiapkan untuk membangun negeri. Lantas, mau dibawa ke mana negeri ini??

Ya, aku pun menyadari dan mengakui, bahwa diri telah terluka borok akhlaq dan mental. Aku pun bingung, saat ingin memperbaiki idealisme, kutemukan kebanyakan mereka beridealisme duit.

Hanya beberapa orang yang masih teguh. Kebanyakan mereka masih 'hangat' baru diwisuda, baru keluar dari tempat idealisme mereka menguat, universitas.

Hmm. Mungkin di sanalah tempat berada orang-orang beridealisme tinggi membangun negeri. Universitas-universitas, jenjang yang akan kutempuh.

Tapi kemudian aku ragu. Bukankah para 'pemain' di belakang berbagai institusi yang kini terkenal 'kotor' pun belajar di universitas juga? Yah, nyatanya lama kelamaan sebagian besar mereka kehilangan idealisme karena menghadapi 'dunia sesunguhnya'.

Kini aku pun memimpikan perguruan tinggi idaman. Perguruan tinggi terbaik untuk aku belajar. Ya, perguruan tinggi dengan pendidikan bagus dalam akademis dan kepribadian serta dapat memelihara idealisme almameternya sehingga apa yang ilmu yang diterima bisa berguna bagi bangsa, bukan malah untuk mengakal-akali rakyat.

Perguruan tinggi yang juga mengadakan kegiatan untuk memupuk idealisme sehingga motivasi lulusannya adalah kesejahteraan orang banyak.

Perguruan tinggi dengan fasilitas cukup, karena kupikir seharusnya kita juga diajari untuk tidak manja dan cengeng. Tapi bukan berarti fasilitas seadanya karena kita juga harus 'melek' teknologi dan tanggap tuntutan zaman.

Perguruan tinggi yang ikut andil dalam memajukan masyarakat secara luas dan bijaksana dalam menuntut atau menyikapi pemerintah (bukan dengan demo melulu yang sering tanpa hasil malah banyak kerugian).

Perguruan tinggi favorit Indonesia, ya, Indonesia! Bukan perguruan tinggi favorit masyarakatnya, karena saat ini kita teracuni oleh gengsi.

Perguruan tinggi yang benar-benar mencetak manusia-manusia yang membangun negeri dan terus bejuang walau sering diacuhkan.


Dan, inilah Universitas Islam Indonesia yang mengadakan Lomba Blog UII. Kuharap dasarnya adalah menghias diri dan bersama universitas-universitas lain sehingga dapat menjadi institusi pendidikan tulang punggung kemajuan.

Langkah yang diambil Universitas Islam Indonesia untuk menyaring ide dan opini sehingga terbentuk konsep demi terwujudnya perguruan tinggi idaman, tulang punggung kemajuan.

Melalui Lomba Blog UII ini kusuarakan apa yang terlintas dalam pikiran walau berantakan dalam penyusunan...

Dan kuharap suatu saat nanti aku dan saudara-saudaraku dapat memajukan negeri...

Senin, 19 April 2010

Melindungi Agama

بسم الله الرحمن الرحيم

Mereka bilang agama tidak butuh dilindungi karena agama tidak bisa dinodai...

Mereka mempertanyakan bagaimana kita bisa berpikir bahwa agama kita paling sempurna jika ternyata kita harus melindungi agama...

(Coba baca ini)

Padahal, tidak hanya melindungi agama, kita pun diperintahkan untuk menjaga Allah.


الحديث التاسع عشر: عن أبي العباس عبدالله بن عباس رضي الله عنهما قال: كنت خلف النبي صلى الله عليه وسلم يوماً، فقال لي: “يا غلام، إنّي أعلمك كلماتٍ: احفظ الله يحفظك، احفظ الله تجده تجاهك، إذا سألت فاسأل اللهَ، وإذا استعنت فاستعن بالله، واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، وإن اجتمعوا على أن يضرّوك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعت الأقلام وجفت الصحف”، رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح. وفي رواية غير الترمذي: “احفظ الله تجده أمامك، تعرّف إلى الله في الرخاء يعرفك ف الشدة، واعلم أن ما أخطأك لم يكن ليصيبَك، وما أصابك لم يكن ليخطئَك، واعلم أن النصر مع
"الصبر، وأن الفَرَج مع الكرب، وأنّ مع العسر يسراً

Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu dia berkata: “Suatu hari (ketika) saya (dibonceng Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) di belakang (hewan tunggangan) Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda kepadaku: “Wahai anak kecil, sungguh aku akan mengajarkan beberapa kalimat (nasehat penting) kepadamu, (maka dengarkanlah baik-baik!): “Jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), jika kamu (ingin) meminta (sesuatu), maka mintalah (hanya) kepada Allah, dan jika kamu (ingin) memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah (hanya) kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini), seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (kebaikan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (keburukan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) akan menimpamu, pena (penulisan takdir) telah diangkat dan lembaran-lembarannya telah kering.” HR At Tirmidzi (7/228-229 -Tuhfatul Ahwadzi), hadits no. 2516), disahihkan oleh Syaikh Al Albani), dan dia berkata: (hadits ini adalah) hadits hasan sahih.


Dan dalam riwayat lain selain At Tirmidzi (Diriwayatkan oleh ‘Abd bin Humaid dalam Musnadnya dan sanadnya lemah, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Rajab (hal. 460), akan tetapi Imam Ahmad meriwayatkan hadits ini dalam Musnad beliau (1/307) dengan sanad lain yang sahih): “Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), kenalkanlah/dekatkanlah (dirimu) pada Allah disaat (kamu dalam keadaan) lapang (senang), supaya Allah mengenali (menolong)mu disaat (kamu dalam keadaan) susah (sempit), dan ketahuilah, bahwa segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) tidak akan menimpamu, maka semua itu (pasti) tidak akan menimpamu, dan segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) akan menimpamu, maka semua itu (pasti) akan menimpamu, dan ketahuilah, sesungguhnya pertolongan (dari Allah ta’ala) itu selalu menyertai kesabaran,dan jalan keluar (dari kesulitan) selalu menyertai kesulitan, dan kemudahan selalu menyertai kesusahan.” (Hadits disalin dari sini)

Baik, agama memang tidak butuh perlindungan. Hal-hal yang diada-adakan dalam agama dan dihubung-hubungkan dengan Islam secara otomatis tertolak oleh landasan-landasan ber-Islam yang sudah sudah sempurna. Walau diri ini masih sangat awam dalam mempelajari kaidah-kaidah tersebut.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa 398 karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(Kutipan ayat Al-Qur`an surah Al-Maidah ayat 3)

Kita memang gak usah ngebela agama kita, tapi kita sendirilah yang harus melindungi keagamaan kita, ke-Islaman kita.

Jika kita memiliki seorang ayah yang sangat kuat perkasa dan sangat kita hormati lalu kemudian ada orang yang mengolok-ngolok ayah kita, apakah lantas karena ayah kita tersebut perkasa kita diam saja?

'Biarkan saja! Ayahmu kan perkasa ini! Nanti dibalas dia!'

Itu mah pengecut! Pasti ada rasa marah dan ingin kita untuk melabrak atau paling tidak 'membersihkan' ayah kita dari ejekan tersebut sesuai dengan tingkat hormat dan cinta kita terhadap ayah.

Apalagi agama yang jauh lebih sakral!

http://muslim.or.id/soal-jawab/soal-95-allah-tidak-perlu-dibela.html

Wallahu A'lam...

IT IS NOT THE DESTINATION, BUT THE JOURNEY

بسم الله الرحمن الرحيم


[...]Suatu tempat tidak selalu indah dan bagus. Kenangan perjalanan yang paling saya ingat pun bukanlah tentang keindahan arsitektur suatu bangunan atau putihnya pasir pantai, tapi pesawat yang delay atau orang lokal yang tidak ramah. Pengalaman (yang sering tak terduga) saat melakukan perjalanan adalah jauh lebih berwarna. Seperti kata pepatah: it's not the destination, but the journey. (ngutip kalimat Bu Trinity "The Naked Traveler" dari pembukaan The Naked Traveler 2. Blognya di sini.)

Ya, jika yang dimaksud dengan destination adalah tempat tujuan dari perjalanan. Apa yang kita cari bukanlah tempat tujuannya, tapi apa yang kita rasakan dan alami ketika berada di tempat tujuan mau pun dalam perjalanan.

Analogikan dengan keadaan sekarang... sebagai siswa SMA di tahun terakhir yang sudah melalui tahapan berjuang dalam segala ujian sekolah dan kini berjuang mendapatkan kursi pendidikan lanjut.

Yang dicari adalah pendidikan serta pengalaman dalam kehidupan untuk meningkatkan kualitas diri. tu yang harus dicamkan! Kita tidak mencari perguruan tingginya, tapi pelajaran sebagai bekal mengarungi dunia.

Lalu, jika destination diartikan adalah maksud (lihat di sini) maka kalimat it's not the destination, but the journey memiliki makna peringatan bahwa kita tidak boleh lengah. Bahwa ini bukanlah tujuan utama, tapi baru perjalanan.

Tidak boleh terlena dengan apa-apa yang terasa nikmat dalam perjalanan.

Tidak boleh putus asa ketika gagal karena itu bagian dari perjalanan.

Sadari bahwa diri tidak boleh lemah karena perjalanan ini masih sangat panjang.

Bagi Anda, pepatah "it's not the destination, but the journey" membuat Anda berpikir apa?

Minggu, 11 April 2010

Semangat buat peserta SIMAK UI! Pikiran realistis juga bisa memotivasi!

بسم الله الرحمن الرحيم

FIGHT FOR SIMAK UI 2010!!!!! Yeah!

Hari ini adalah medan pertempuran, perjuangan dan persaingan. Yup! SIMAK UI bagaikan sayembara bagi para ksatria ilmu untuk mendapatkan almameter kuning dengan kharisma intelegensi tingkat tinggi di tanah air. Menurut mereka, almameter itu memiliki 'kesaktian' yang dapat membantu mereka meraih cita-cita. Kau tahu? Bahkan dengan mengenakannya saja, almameter itu 'menyihir' mental sehinggga ada rasa percaya diri lebih.

Setidaknya bagi mereka (soalnya ana sendiri memilih tempat lain, hehe).

Saudara-saudara dan teman-teman di seluruh tanah air pasti udah berbulan-bulan mempersiapkan diri. Berkali-kali TO mereka ikuti. Selalu, setelah TO, mereka membandingkan nilai yang diraih dengan nilai standar untuk mendapatkan kursi pendidikan tingkat tinggi di jurusan yang mereka inginkan dalam Universitas Indonesia.

Ana jadi teringat bagaimana medan persaingan kemaren, dalam PBS UGM. Jujur, mendekati hari pelaksanaan ujian tertulis ana merasa kurang percaya diri. Apalagi pernah terdengar sebagian orang berkata soalnya lebih sulit dari pada soal SIMAK UI. Dan (mungkin) itu benar ternyata salah (menurut temen yang ikut UTUL dan SIMAK juga pas ane liat lagi soal SIMAK yang dibawa temen).

Pada saat ujian berlangsung, pikiran ana langsung gak fokus. Tanpa ngelebih-lebihin, ana langsung bingung pas ngeliat soal. Ya, mungkin faktor psikologi ana yang lagi kurang fit. Dan karena itu mental ana langsung jatuh saat bel tanda ujian berakhir berbunyi. Rasanya... Gak mungkin ana lulus... Perasaan itu langsung ana tumpahkan dalam status dan ana bagi lewat blog ini: Penat Kecewa.

Rasa pesimis ini juga melanda sebagian peserta SIMAK UI. Yah, rasa pesimis dengan usaha mungkin lebih baik dari mereka yang malah santai dan menyepelekan. Seperti salah satu tweet temen ane beberapa saat sebelum SIMAK UI:

gue ga optimis, karena gue realistis..tweet

Apa yang terlintas dalam pikiran antum pas baca tweet ini?

Satu kata dan satu frase, 'realistis' dan 'gak optmis', mengingatkan ana sebuah kisah dalam novel Sang Pemimpi. Ketika Ikal mulai memikirkan dirinya sendiri yang jika dipikir-pikir akan bernasib sama seperti kawan jeniusnya dahulu, Lintang. Saat itu dia 'teracuni' oleh pikiran realistisnya bahwa seperti apapun dia belajar dan berusaha, dia tidak akan menjadi lebih dari kuli ngambat setelah SMA. Pikiran yang menghasilkan rasa pesimis ini mengakibatkan dirinya terdepak jauh dalam pelajaran setelah selama itu dia selalu duduk di kursi 'Garda Terdepan'.

Untungnya, setelah itu dia dinasehati oleh Gurunya dan saudaranya. Masih ada, walau semester lagi, dia memperbaiki diri dan menguatkan hati untuk mengejar cita yang bagai hanya khayal bagi remaja miskin di pelosok melayu: kuliah di altar agung Sorbonne.

Yang ana pelajari, pikiran realistis yang melemahkan itu karena itu adalah pikiran realistis parsial atau pikiran realistis sebagian (sok tahu, iseng bikin istilah sendiri). Mereka hanya menyadari kenyataan yang ada pada diri mereka tanpa melihat kenyataan di sekitar mereka mau pun kenyataan yang terjadi dalam sejarah.

Bukannya Thomas Alfa Edison tidak menempuh pendidikan formal tapi dapat menyiptakan berbagai penemuan bermanfaat modern? Bukannya dulu Galileo Galilei ditentang dalam kegigihannya dalam teori heliosentris? Bahkan ketika dia membuktikan bahwa perbedaan masa tidak memengaruhi kecepatan benda saat dijatuhkan secara bersamaan, orang-orang yang menyaksikan menganggapnya sebagai tipuan bahkan sihir?

Bahkan kita bisa belajar dari perkembangan Islam yang pesat (walau kini pemeluknya tengah mengalami degradasi iman dan ilmu, termasuk ana) padahal Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Salam adalah seorang yang buta huruf?

Pikiran realistis kita hanya melihat pada kekurangan tanpa melihat pada peluang. Tidak belajar dari sejarah pada orang-orang yang menurut kita tidak mungkin meraih pencapaiannya. Kejadian empiris yang seharusnya dapat kita jadikan pelajaran serta motivasi.

Jadi, jika berpikir realistis, jangan hanya memikirkan kelemahan diri, tapi pikirkan juga kejadian-kejadian yang tak mungkin terjadi namun nyatanya terjadi.

Semangat buat teman-teman yang berjuang dalam SIMAK UI atau jalur-jalur lain ke universitas-universitas lainnya!

Selasa, 06 April 2010

Air Mancur Depan Ruang Ujian

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Jepretan
Hehehe, ginilah klo lagi agak ngeblank di pagi hari menjelang ujian. Duduk sendiri menghadap kolam. Jepret asal ke arah objek yang diminati. Masih agak ngantuk. Walau diniatin dateng pagi biar belajar dulu di sekolah, ane gak langsung buka buku pas dateng di ruang ujian. Bahkan naro tas pun belum.

Karena belum banyak orang, ane nyempetin sekitar lima belas menit nongkrong di pinggir kolam depan ruang ujian. Ngeliatin air yang menyembur ke atas dengan suatu kecepatan. Kecepatan itu mengalami perlambatan negatif karena arah gaya dorong pompa berlawanan arah dengan gaya gravitasi. Pada ketinggian tertentu air mulai melengkung kemudian kehilangan kecepatannya sesaat pada puncak lengkungan. Sesaat, hanya sesaat, sepersekian detik air mengalami resultan gaya sebesar nol selanjutnya ia langsung mendapat percepatan ditarik gaya gravitasi meluncur ke permukaan air di kolam.

Peristiwa itu terus berulang pada air yang secara simultan tersembur membentuk sebuah parabola. Parabola yang bermula dari pipa dan berakhir pada permukaan air kolam. Saling membentur membentuk gelombang transversal melingkar.

Tenang, itulah sensasi yang terasa. Terdiam mengamati dan tak bosan menikmati. Padahal air mancur dan kolam ini biasa, dilewati lalu lalang tiap hari selama masa ujian (dan udah lebih dari tiga kali masa ujian). Tapi jika sudah sendiri di pagi hari maka tak bisa berhenti memandangi.

Kontinuitas sederhana bagiku tampak luar biasa.

Memang tidak menghilangkan gundah gulana akan ujian hari itu. Dan, ya, kalau tidak ingat materi ujian yang belum kukuasai mungkin aku akan terhipnotis duduk memandangi terus sampai pukul delapan.

Kamis, 01 April 2010

Anak Kecil Itu

بسم الله الرحمن الرحيم

Kesel abis. Itu anak kecil gak bisa diem pas shalat, bolak-balik ngacauin shaff...

Lebih dari itu, dia bahkan gangguin temennya yang serius shalat. Mukul, nyolek juga ngatain. Wajar karena anak kecil juga temennya itu udah nahan tapi akhirnya ngebales juga. Maunya dia sih setelah ngebales si anak tadi diem tapi pastilah dia ulang lagi.

Kayak gitu hampir tiap hari pas shalat Ashar. Soalnya anak itu belajar di madrasah sebelah masjid.

Imam dan bapak-bapak jama'ah lain juga guru dari madrasahnya udah ngingetin. Tapi gak berubah.

Ane sendiri pun sesekali manggil anak itu nyoba ngasih tau selembut mungkin.

Well, sebenarnya ane kira imam dan bapak-bapak lebih ke ngasih anceman untuk ngingetin anak itu.

Teringat ketika di pesantren dulu, ketika seorang santri yatim SD bermain-main dalam shalat dan kegaduhan yang dibuatnya sampai imam tau. Selesai shalat si anak dipanggil lalu disuruh mengulang shalatnya.

Ya, shalatnya tadi belum sah. Walau dia belum baligh dan pena belum menggores catatan amalan tapi secara fiqih memang shalatnya tidak sah dan harus dibiasakan sejak dini bagaimana shalat yang sempurna.

Kemudian ane menertawakan diri sendiri karena suatu saat kemudian ane ditanya tentang suatu hadits tapi nggak hapal dan ternyata anak itu melafalkannya dengan lancar... Hahaha...

Tawa pun terhenti berganti dengan sedih. Karena berita tentang seorang anak. Anak yang lain. Masih sangat kecil. Tapi lingkungannya mengarahkannya pada moral yang buruk. Hingga mulut mungil itu terbiasa mengatakan hal-hal kotor. Bahkan merokok!!

Enggan memberikan link dan ane rasa kalian udah tau. Salah kita. Bahkan mungkin moral kita sendiri sudah... Tapi selama masih sadar berarti masih bisa berubah.

Menengok adik sendiri, anak-anak kecil di lingkungan dan anak-anak kecil kerabat, ane sedih gak bisa berbuat banyak tapi paling tidak ane sendiri berusaha menjaga mereka dari kerusakan moral. Walau sedikit.

Jumat, 26 Maret 2010

Tes Wawancara di Jogja - Part 3 - Nasehat.

بسم الله الرحمن الرحيم


Jauh emang dari pelaksanaannya. Tapi emang karena UN dan lain-lain yang bikin gak sempet atau males mosting ane sempetnya baru sekarang. Selain itu, hal ini agak penting untuk ane sendiri.

Sebenarnya pas ane jalan-jalan di Malioboro, ane gak suka suasananya. Beda. Gak betah. Ane bingung kenapa orang suka Malioboro. Pas ane nanya Bapak sih katanya karena udah terkenal dari dulu.

Atau mungkin karena ane belum bener-bener tinggal di sana?

Entah.

Tapi ada dua hal yang Bapak ane nasehatin ke ane berkenaan dengan menjadi mahasiswa:

  • Hati-hati dengan adanya kelompok-kelompok gak bener tertentu yang memang mengincar mahasiswa baru untuk menjadi anggota.
  • Jangan lama-lama kuliah. Klo bisa cepet, kenapa nggak?


Ya, sekarang gak cuman di Jogja tapi di mana-mana ada kelompok-kelompok atau aliran-aliran sesat yang siap menjaring mahasiswa baru. Gak boleh aneh-aneh. Intinya gitu.

Selanjutnya untuk yang kedua, mungkin kurang tepat klo cepet-cepet. Klo terlalu cepet tapi maksa kan gak baik. Yang lebih tepat adalah bersegera. Melihat kondisi dan jika memang bisa jangan ditunda.

Mengakhiri masa SMA, memulai pendidikan tinggi, masih banyak yang harus dilalui...

Tapi ada suatu kemungkinan yang bisa jadi datang melenyapkan itu semua.

Kamis, 11 Maret 2010

Tes Wawancara di Jogja - Part 2 - Pertanyaan(?)

بسم الله الرحمن الرحيم


Dini hari. Getaran bus gak bikin ngantuk ini hilang. Mata berat tapi tetap susah terlelap.

Gelap. Lebih baik buka mata karena di luar juga masih gelap.

Untuk nanti, masih gelap pula.

Gimana UGM itu?

Hmm, beberapa temen ane udah ada di Jogja. Bahkan Opank ngetweet beberapa jam yang lalu, merasakan suasana di kampus UGM. Aziz dan Ina juga udah di sana. Pasti mereka juga udah nyempetin mampir dulu ke UGM.

Gimana temen-temen ane yang lain? Lagi pada ngapain ya?

Dua orang bernama Nanda berangkat malam Sabtu tapi naik kereta. Ningrum dan Rino udah berangkat. Farhan ane sms baru sampe stasiun. Apa mereka siap?

Trus, gimana sama peserta lain dari berbagai sekolah dan daerah?

Apa aja yang bakal ditanyain? Bisakah ane menjawab? Akankah ane lulus?


Untuk tes wawancara, faktor mental sangat penting. Walau gelap, suasana udah kerasa menjelang, menyambut pagi, membantu ane mengusir cemas, memperingan tekanan.

Tapi untuk saat itu ada pertanyaan yang penting: Gimana kita sholat shubuh?

Pertanyaan itu Alhamdulillah mudah karena ada dalam syariat bersuci tanpa air (karena keadaan waktu itu gak memungkinkan) dan shalat di atas kendaraan. Bus ini tadi udah berhenti di peristirahatan dan tampaknya gak bakal berhenti lagi kecuali sampai di tujuan.

-Ane nyari-nyari lagi di internet untuk shalat di atas kendaraan (karena agak males baca buku :p) dan ternyata dikatakan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Salam tidak pernah shalat di atas kendaraan untuk shalat wajib. Lebih baik turun untuk shalat wajib jika masih ada waktu. Yah, karena waktu dulu kendaraanya unta yang bisa berhenti kapan aja sedang sekarang gak bisa gitu, insya Allah bisa shalat wajib di atas kendaraan. (Sumber silahkan klik di sini)-

Tapi... Kok kayaknya penumpang yang lain dan supir gak terlihat shalat?

*****


Lega. Sejuk. Biasa tapi istimewa. Kesan ini pasti karena sugesti jiwa kepada diri pas ngeliat terminal Jogja yang sepi dan lengang pagi itu. Tapi ane biarin perasaan ini mendominasi untuk menahan dan menekan kecemasan. Membuat hati lebih tenang dan santai.

Santai tapi tetep bergegas. Turun bus ane langsung mandi dan seketika berangkat ke UGM naik ojek yang ternyata ojeknya khusus, terdaftar untuk terminal itu.

Kayaknya ada yang salah sama bahasa Inggrisnya...
Dari Jepretan


Hah! Dan inilah dia... UGM!! (Sayang, niat ane untuk moto-moto pake kamera hape harus terhalang karena baterenya udah lemah).

Tenang... "Masih agak lama dan jangan kebawa perasaan," bisik hati. Untuk itu ane gak langsung ke gedung tempat dilaksanakannya wawancara. Grha Sabha Pramana. Ane liatin gedung itu dari jauh sambil lalu, ke pinggiran kampus nyari warung untuk sarapan.

Agak takut untuk mendekat, tapi akhirnya pasti ke sana juga dan hari itu pasti berlalu. Langsung aja ane dan Bapak menuju Grha Sabha Pramana.

Penuh dan rame, tapi dengan mudahnya ane ketemu sama Opank. Dan, ternyata temen dari SMAnya lagi diwawancara! Rasanya terlalu dekat dan cepat.

Waktu emang terasa cepet, tapi ane mau nenangin diri. Ane menyempatkan shalat dhuha sebelum giliran. Saat berjalan, ane udah mulai menyugesti diri agar tenang. Memasrahkan apa yang bakal terjadi pada Allah. Untuk menguatkan rasa pasrah, ane berbisik dalam hati, "Kamu gagal," dan langsung ane jawab, "Ane gak akan mengurangi rasa syukur dan intensitas ibadah karena kegagalan ini." Dengan kata lain, ane udah siap klo pun emang gagal.

Tapi bukan berarti ane menyerah. Ane semangat! Apalagi setelah shalat ane ketemu sama Aziz dan Nanda. Mereka orangnya gak ribet, gak nanya-nanya, "Gimana nanti?" Jadi ane lebih tenang.

Dan, akhirnya peserta gelombang 9 dipanggil, termasuk ane.

Di dalem luas. Tempat wawancara ternyata adalah bilik-bilik yang di setiap bilik sudah siap dua orang pewawancara. Ane dapet bilik 61. Pewawancaranya Bapak-bapak dan seorang ibu.

"Assalamu'alaikum, Pak," ane langsung aja nyodorin tangan, mendahului bersalaman untuk lebih awal menguasai keadaan. Paling nggak, menguasai diri. "Wa'alaikumussalam," jawab mereka berdua, "Silahkan duduk."

Ane langsung duduk.

Sang Ibu memperlihatkan kartuku sambil menunjuk program studi pilihan keduaku sambil sedikit tersenyum. Apa ada masalah?

Sang Bapak memulai, "Kenapa kamu memilih jurusan matematika?" Mudah, insya Allah. Ini memang sebuah ketertarikan alami dari diri. Aku hanya perlu menjawab bahwa aku suka dan karena rasa suka itu, ingin lebih memperluas wawasan tentang matematika. Terutama dalam pengembangan pola pikir dan logika.

"Kenapa kamu suka matematika?" Apakah masih perlu dijelaskan? Atau jawaban tadi kurang memuaskan? Gak boleh takut, ane harus jawab sebenarnya. Dan tentu gak ada masalah dengan kebenaran bukan? Ane tertarik dari kecil mengoperasikan angka-angka, mengotak-ngatik soal hingga ketemu penyelesaiannya, membolak-balik variabel yang harus dicari nilainya. Apalagi ane pernah mendengar istilah 'Dimensi-N' dari seorang pengajar matematika yang bikin penasaran. Apa dimensi-N itu?

Kemudian Sang Ibu bertanya, "Kenapa di pilihan kedua kamu memilih jurusan elektronika dan instrumentasi?" Sang Bapak menambah, "Apa kamu asal isi?"

Asal? Tentu aja nggak. Emang gak terlalu tertarik dengan jurusan itu, tapi setelah ane liat-liat jurusan lain, hanya itu yang nyangkut di hati.

Setalh itu kukira mereka hanya bertanya basa-basi. Tentang nilai. Pekerjaan orang tua. Apakah aku senang bekerja dengan alat sehingga memilih jurusan elektronika dan instrumentasi sebagai pilihan kedua. Bagaimana cara guru mengajarkan matematika di kelas. Mana yang paling disukai. Sampai, kira-kira klo nanti keterima, apa aja yang bakal dipelajari saat kuliah. Apa ya?

Ane sedikit bingung karena emang gak tahu. Tapi guru ane pernah iseng ngasih persoalan matematika untuk dipecahkan yang sebenarnya itu adalah PR yang diberikan oleh dosennya. Ane juga pernah denger pas sang guru menyeritakan temannya membuat program aplikasi komputer untuk pengajaran geometri. Tapi ane lupa, guru ane kuliahnya pendidikan matematika! Bukan matematika murni!

Huft, ane langsung ngalihin gimana biar pas.

Dan, akhirnya selesai!

Selasa, 09 Maret 2010

Tes Wawancara di Jogja - Part 1 - Berangkat!!

بسم الله الرحمن الرحيم


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh!

Apa kabar? Mudah-mudahan di awal Maret ini pada baik-baik aja walau masih ada kehambaran dari dunia politik dan kesedihan duka-duka yang tak kunjung selesai.

Yah, semoga yang gajian gajinya banyak dan berkah, yang lagi persiapan untuk ujian di akhir bulan, usahanya berkah, juga yang mengikuti berbagai kegiatan seleksi perguruan tinggi di awal Maret ini, Allah lancarkan dan berikan yang terbaik.

Hehe, untuk bagian terakhir doa tadi, selain untuk temen-temen, ane juga mendoakan diri sendiri. Karena eh karena, Ahad, tanggal 7 Maret 2010 kemaren ada tes wawancara PBS UGM yang Alhamdulillah ane lolos tes tertulisnya. Berhubung tes wawancaranya langsung diadain di kampus UGM, jadilah ane dan temen-temen yang lolos kmaren menyempatkan diri berwisata satu, dua, atau paling lama tiga hari ke Jogjakarta!

Ane dan temen-temen berangkatnya mencar, sendiri-sendiri. Susah juga klo mau berangkat bareng. Alasan ane sendiri karena Bapak mau ikut dan Sabtu siangnya ada acara jadinya baru bisa berangkat sorenya. Padahal Sabtu pagi beberapa temen udah ada yang di sana.

Tapi gak masalah, berangkat sore pun nggak apa-apa! Walau naik bus yang bikin capek tapi tetep harus berangkat. YANG PENTING KITA JADI KE JOGJA INSYA ALLAH UNTUK WAWANCARA!! Hehehe...

Ternyata sorenya setelah berada di stasiun Bekasi, BUS KE JOGJANYA TELAT! Wah, harus ngademin diri. Melalui hape yang pulsanya lumayan sms-in beberapa sodara untuk mnta doa, sms ke temen sekolah yang lagi ngaji, gak lupa dan paling penting, ane akses situs yang rame: Twitter!


Ane tulis tweet ane, minta doa temen-temen. Ternyata lumayan juga tweeps yang udah ngetweet ngedoain keberhasilan bagi yang wawancara PBS UGM. Ah! Subhanallah, jadi semangat. Gak perlu nulis dulu, copas tweet doanya, tulis 'Syukran' trus retweet!

Hmm, akhir-akhir ini emang banyak yang bilang ke satu sama lain untuk saling mendoakan. Iyalah, doa itu senjata kan? Untuk ngehadepin ujian-ujian yang emang banyak ini kita harus mempersenjatai diri dengan ikhtiar, termasuk doa dan minta didoakan, lalu tawakal.

Cuman kayaknya temen-temen di sekolah perlu dikasih tau suatu hal. Bahwa termasuk doa yang mustajab itu adalah doa seorang Muslim bagi saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya yang didoakan tadi.

Dari Abu Darda' bahwa dia berkata bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : "Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan". [Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Doa fi Dahril Ghalib].Ngopas dari sini



Bukan berarti klo temen atau saudara yang kita doakan tahu nanti doanya gak terijabah, tapi lebih baik seperti itu karena dalilnya jelas menunjukkan keutamannya. Jadi bukan berarti gak boleh bilang-bilang ya! Bahkan klo liat secara harfiah di atas yang penting gak dihadapan saudaranya.

Dari apa ya?


Alhamdulillah... Syukran doa dan dukungannya temen-temen! (Ane klo di kehidupan nyata agak malu untuk ngucapin makasih kepada orang-orang yang nyemangatin dan ngedukung. Ane berusaha untuk mengungkapkan dan minimal dari sini).

Akhirnya bus yang ditunggu dateng. Telat (banget) emang, tapi ane yakin esok harinya pasti nyampe, insya Allah.

Berhubung udah lama ane gak naik bus malam untuk perjalanan jauh, waktu itu ane muasin diri ngeliatin pinggir jalan, apalagi klo udah di jalan tol. Entah bagi antum dapi bagi ane cukup bagus untuk dinikmati. Lampu-lampu dari kendaraan-kendaraan yang melewati bus atau lampu-lampu dari perumahan yang jauh di sana. Itu objek dari pinggir jalan favorit ane. Selain itu? Kayaknya enggak. Apalagi klo sengaja ngeliatin perempuan.

Walau ane ngeliat ke luar jendela, twitteran tetep jalan! Dan karena malem Ahad, pasti twitter dan fb jadi rame. Perjalanan gak bakal ngebosenin!

Berlanjut malam, udah berbagai daerah dilewati dan banyak kalimat yang ane tweet, ane dikagetin sama salah satu tweet di timeline dari Mas @TioAlexander penulis blog Un2kmu.

Dari apa ya?


Astaghfirullah... Antum bisa baca beritanya di sini.

WTF!! (kepanjangannya 'What The Fact!' lho, jangan yang lain. Walau sebenarnya kalimat ini lebih ke rasa kagum atau heran, yah dari pada yang laen...).

Jadi, semalaman ane bantu aja untuk ngangkat itu berita. #dukungROHIS!!

Bolak-balik, Fb-Twitter, untuk ngomen temen-temen yang repost atau retweet dan gak kerasa pulsa kesedot lumayan banyak... Untuk #dukungROHIS, ane rela!

Seterusnya nyampe pagi gak ada yang istimewa. Berhenti bentar untuk rehat dan sholat. Ane dan Bapak menjama' ta`khir.

Ane mau ngelanjutin. Insya Allah bisa...

Sabtu, 27 Februari 2010

Ini Berarti...

بسم الله الرحمن الرحيم


Dari apa ya?


Kegalauan masih belum hilang. Karena ini belum berarti apa-apa. Terganjal ada diri yang masih belum berubah, menjadi lebih baik...

Sebagai manusia biasa, bagiku ini kegembiraan.

Tapi, benarkah?

Ini bukan penentu, penentu itu di akhir, yang dipengaruhi oleh hal-hal yang kita lewati, kehidupan.

Pernah mendengar 'Istidraj'? Mengingatnya sedikit membuatku takut. Dan kata sedikit tadi benar adanya dan membuatku lebih takut. Tapi aku belum juga beranjak menuju-Nya.

Semoga ini bukan istidraj yang menjerumuskan, aku bermohon keberkahan dan kebaikan di dalamnya.

......

Terdiam, masih merenungi, antara takut dan harap. Ya, termasuk kebaikan dalam Islam adalah rasa takut yang menimbulkan kewaspadaan dan kemawasan diri dari hal-hal yang terlihat baik, bersamaan dengan itu rasa harap yang optimis yang membuat kita tetap kuat dan tegar. Tapi, aku rasa aku belum mendapatkan hikmah dari itu.

Aku tahu, apa yang akan terjadi, bagaimana nasibku, apakah masuk surga atau neraka, semua sudah diputuskan, sudah ditetapkan. Tapi saat ini aku tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Oleh karena itu apa yang akan kudapatkan termasuk dari pilihanku saat ini. Aku meminta taufiq supaya aku memilih kebaikan bagi diri dan dimudahkan dalam perjalanan menuju-Nya.

......

Terlalu banyak merenung, dan belum bertindak. Kelemahanku.

اللهم وفقنا للخير و النجاح و لأن ندخل الجنة

Minggu, 21 Februari 2010

Penat Kecewa

بسم الله الرحمن الرحيم


Dari apa ya?
Ketika kita menginginkan sesuatu yang menjadi mimpi dan cita-cita, kadang ada perasaan pasti kita bisa menggapainya. Spirit yang bagus hanya saja perlu penyeimbang karena pada kenyataannya tidak semua yang kita inginkan bisa diraih. Dan kita juga harus tersadar dari hati yang sering tergelincir, merasa setiap hasil adalah hanya dari usaha kita.

Kecewa karena gagal dan kecewa karena telah tergelincir menyebabkan amarah. Kecewa itu manusiawi tapi jangan sampai membuat jatuh. Jangan biarkan setan menghembuskan bisikannya yang membuat dirimu semakin berada dalam kondisi kalah.

Kecewa yang mendalam karena dirimu kurang tawakkal dan hanya menggantungkan diri pada usaha yang telah dilakukan.

Jumat, 29 Januari 2010

Kecemasan Ujian

بسم الله الرحمن الرحيم


Dari Jepretan
Pagi itu ane bener-bener deg-degan! Gimana enggak, langit udah terang dan di perjalanan ban motor bocor! Karena ngelindes karet pelapis kaki meja atau kursi yang masih ada murnya.

Waktu itu masih pagi, ane kira belum ada bengkel yang buka jam segitu (sekitar jam enam pagi). Mana hari itu pula dimulai TO UN 2010 dari provinsi! Dan ane belum belajar biologi! GASWAT!!

Hmm, sebenarnya ane bingung kenapa merasa secemas ini. Begitu juga pas ane SMP, mengetahui kenyataan banyak siswa yang stress karena UN. Klo UN pas SMP sih ternyata bisa dibilang mudah. Soal-soalnya sebagian besar soal-soal dasar. Gak ada soal-soal rumit yang pengerjaannya butuh lebih dari empat langkah dan gak terlalu mendalam.

Begitu juga klo ane liat ke soal TO kemaren. Walau ane sendiri gak yakin dapet nilai setengah, tapi ane bisa bilang tingkat kesulitan relatif soal nggak terlalu tinggi atau bahkan agak rendah.

Kesan seram lebih berpengaruh dari pada kesulitan soal. Itu yang ane simpulkan.

Perasaan takut yang gak di atasi, gak berkurang dari tahun ke tahun, lama-lama malah membuat yang merasakan menjadi pesimis. Merasa belajar pun percuma. Bukan percuma mengatasi UN, tapi percuma menghilangkan rasa takut!

Ditambah, sekarang para siswa diharuskan lulus.

Tekanan itu dateng dari sekolah atau lingkungan. Entah kenapa gak boleh gagal.

Well, emang gak boleh gagal sih, tapi maksud ane bukan sebagai motivasi dari diri, tapi 'gak boleh gagal' sebagai pandangan lingkungan. Jadi klo gagal UN seakan gak diterima, seakan jadi makhluk yang gak pantes.

Ane rasa ini yang bikin beberapa siswa pada tahun-tahun lalu berbuat nekat.

Ane teringat pas SMP. SMPnya swasta dalam pesantren dan basisnya tentu Islam. Saat mendekati masa-masa UN kayak gini, Mudir (Kepala Pesantren) memberi kata-kata penenang bahwa gagal UN bukan akhir dari segala-galanya.

Tapi bukan berarti kita boleh berleha-leha.

Gak boleh teralalu takut dan gak boleh terlalu santai.

------------
Alhamdulillah ternyata pelajaran pertama Bahasa Indonesia dulu baru Biologi, jadinya sehabis Bahasa Indonesia masih ada waktu dikit buat baca-baca.
Fuh... Nanti gak perlu buru-buru. Klo buru-buru malah celaka lagi! Na'udzubillah!
Dari Jepretan

Jumat, 15 Januari 2010

Aku Masih Diberi Nikmat, Padahal Banyak Berbuat Maksiat

بسم الله الرحمن الرحيم


Masih bernapas. Dan setelah pikiran itu terlintas, rasanya dada ini naik-turun beberapa kali lebih cepat karena bernapas dibanding ketika tidak sadar bahwa kita bernapas.

Sekali aku kuatkan hembusan napasku, mengenai telapak tangan yang kuhadapkan pada wajahku. Hangat.

Aku benar-benar bernapas, aku benar-benar masih hidup. Tapi, untuk apa? Melakukan dosa lagi? Dan berulang kali aku melakukan kesalahan, dosa, lebih banyak dari pada aku bertaubat.

Aku tahu ini salah, aku tahu harus kembali, tapi entah mengapa aku mengulanginya...

Sungguh iri melihat teman-teman yang menundukkan kepala saat berdoa awal pelajaran. Juga mereka yang menengadahkan tangan di masjid. Yang dosanya tak separah diriku.

Aku, rindu pada Dzat ke mana mereka meminta. Tapi dosaku membuatku enggan dan segan, akankah Ia menerimaku?

Kuhembuskan napas sekali lagi.

Allah masih memberiku indera sempurna untuk merasakan. Ia masih memberiku banyak nikmat, apakah ini istidraj??

Sebuah suara menjawab, anggaplah ini istidraj, sebenarnya kamu sudah melangkah mundur dari kebaikan lebih jauh.

Sungguhkah?

Ya, saat kamu melupakan bahwa kamu masih takut. Kamu masih memikirkan kemungkinan itu. Saat suatu ketika kamu lelah memikirkannya dan berpaling.

Saat ini Allah masih memberi nikmat sebenar-benarnya nikmat bahwa kamu masih memikirkan itu semua. Bahwa mungkin secara tidak sengaja kamu mendengar bacaan tilawah, membaca artikel, tidakkah kau merasa itu sebuah panggilan dari-Nya.

Jika kau tidak sadar, makin lama kamu makin berburuk sangka pada Rabbmu...


Astaghfirullah... Na'udzubillah!

Syukurlah kamu masih berdzikir. Kalau kamu tahu bahwa dahulunya Sahabat Umar Radhiyallah 'Anhu adalah salah satu yang mengubur anak perempuan hidup-hidup, penyembah berhala, dan dalam kejahiliyahan memakan sesembahannya sendiri. Tapi setelah masuk Islam, menyerahkan diri pada Allah, ia termasuk di antara sahabat yang paling utama, bahkan Khalifah Rasulullah, Amirul Mukminin kedua.

Anggaplah kamu lebih buruk dari itu, tidakkah kamu berbuat dzhalim padahal Allah masih memberi kesempatan jika kamu pesimis untuk kembali?

Saat enggan berdoa dan berharap, kamu telah sombong karena telah menyandarkan diri hanya pada diri atau sesuatu selain-Nya.

Betapa berdosanya kamu, kembalilah dan jangan malu. Rahmat-Nya sungguh luas!


Sabtu, 09 Januari 2010

Apdet Terakhir Pas Liburan Transisi Tahun

بسم الله الرحمن الرحيم


"Grup Sejuta Facebooker mendukung..."

"Gerakan Netter..."

"Gerakan Sejuta Facebooker Menolak..."

Gak asing, apalagi akhir-akhir ini emang sering ada kasus yang memicu adanya grup kayak gini di Facebook. Kayak kasusnya Bu Prita, Nek Minah, pertarungan antara dua jenis reptil, nolak UN, dll...

Salah satu dampak perkembangan teknologi, makin mudahnya kita menyuarakan dan menggalang suara tersebut apalagi yang sangat terlihat jelas.

Secara pasti memudahkan langkah mendukung individu tertentu atau membuat pemerintah memutuskan sesuatu, walau belum tentu akan terlaksana.

Tapi, kadang gerakan yang diadakan gak semuanya benar apalagi bagus. Mungkin untuk sekarang ane sendiri ngasih contoh gerakan nolak UN. Bukan berarti ane pinter atau berpendapat UN sekarang udah bener, tapi klo UN dihapus juga kurang bagus kan. Iya sih, arti gerakan tersebut gak mesti menghapus UN total.

*apdet*
mungkin ini termasuk grup yang agak aneh


kebebasan memang boleh, tapi... ane pribadi merasa ada yang salah klo kayak gini.
*apdetan selese :) mari kembali berkatifitas*

Tapi jadi ketahuan nih, liburan keseringan Facebookan. Padahal setelah liburan ini adalah masa-masa bersiap menghadapi ujian, payah bener ane...

Fuh, mungkin untuk ini juga butuh gerakan: "Gerakan Pelajar Indonesia Cuti Online untuk Menghadapi Ujian" gimana? :D

Tapi yang jelas ane gak bisa mulai. Kenapa?

Yah, nanti ane yang bikin, ane juga orang pertama yang ngelanggar lagi :P

Bagaimana pun, sulit meninggalkan internet seratus persen walau hanya pada masa pra-ujian sampai ujiannya. Apalagi tugas sekolah nanti pasti banyak yang membuat harus ketemu ama internet. Bagaimana kita mengaturnya saja...

Minggu, 03 Januari 2010

Asik juga Ngeblog Itu...

بسم الله الرحمن الرحيم


Ada lomba nih! Bikin artikel blog tentang manfaat blogging. Nyampe 10 Januari 2010. Mau ikutan liat di halaman ini!
Alhamdulillah, di awal tahun ane dapet awward. Tersenyum melihat pesan tertinggal di buku tamu dari seorang blogger unik dilihat dari tulisan dan bahasanya. Kak Bri, sahabat prestasi baik hati yang selalu ceria, senyum dan semangat mengeluarkan jurus-jurus maut *ciaatt* diikuti efek latar seru *KabooMMss WoooZZzz (efek dar dar dar suara kembang api)*.

Salah satu hal yang hanya ada di blogosphere, berbagi awward persahabatan seperti ini. Menjalin silaturahmi walau hanya lewat dunia maya. Nggak jarang yang ngadain ketemuan langsung di dunia nyata lewat kopi darat (jujur, ane penasaran kenapa pertemuan di dunia nyata disebut 'kopi darat'). Seringkali kumpulan blogger ini tergabung dalam satu ide, visi dan misi, kemudian melakukan tindakan nyata upaya berkarya sebagai blogger Indonesia. Baru-baru ini juga ada kasus berhubungan peraturan ekspresi dunia maya dan lagi-lagi blog menjadi salah satu media penyalur aspirasi penyumbang motivasi dan dukungan pada pihak yang seharusnya bebas.

Blog menjadi sarana menulis paling menarik bagi ane karena secara bebas tapi tetap dalam aturan bisa mengeluarkan apa yang terlintas dalam pikiran walau tidak terlalu berharga. Paling tidak lumayan berharga di blog sendiri. Belum lagi ternyata banyak blogger baik yang mau memberi komentar terhadap tulisan-tulisan ane yang... ah, gak usah disebut deh, malu!

Eh, lupa! Komentar tadi kadang ada yang ngasih semangat juga ternyata!

Fuh, emang asyik blogging tuh. Ngisi waktu pas liburan kemaren dan sekarang juga (Bekasi masuk tanggal 11 Januari).

Jalan-jalan di blogosphere, kagum juga ama yang bisa dapet penghasilan dari ngeblog. Ane belum berani melangkah ke sana, tapi ada semangat untuk mencoba. Entah kapan mulai. Kalah ane sama blogger yang lebih muda, sekarang masih SMP, udah terjun di bisnis onlen. Namanya Harun Rizal.

Mereka hebat, tahu langkah-langkah untuk memopulekan blog dan artikel mereka dan ane kira mereka berhasil. Dengan tip dan trik SEO yang seru dan unik.

Hmm, ane melihat SEO mengajarkan dan membiasakan kita hal-hal yang lumayan bermanfaat. Ane pernah posting hal ini di artikel 'Pendidikan dari SEO' yang seadanya. Di situ ane tulis beberapa hal seperti salah satu trik SEO: memberi 'perlakuan' khusus terhadap kata kunci yang kita tembak dalam postingan kita. Maksudnya 'perlakuan' adalah menebalkan atau memiringkan kata. Dan, memang sepertinya kebanyakan keyword adalah kata-kata unik, bahkan asing yang dalam penulisan Bahasa Indonesia yang baik diberi 'perlakuan' tadi. Selain itumenempatkan kata kunci pada awal dan akhir postingan juga pas sama ilmu yang ane dapet di sekolah, bahwa untuk mencari gagasan utama suatu tulisan bisa kita lihat di awal atau akhir. Dan ane coba itu lewat blog! Nyoba-nyoba lewat layanan gratisan dengan hasil gak mengecewakan!

Khusus untuk beberapa layanan blog, kita bisa berkreasi dengan tema atau latar blog. Memaksa untuk memelajari kode-kode html sederhana bagi yang penasaran. Mengembangkan imajinasi dan berkarya membuat template yang keren. Fuh, itu susah! Ane sih baru make templet bikinan orang.

Lewat blog kita juga bisa berkompetisi. Tentu, lewat ajang perlombaan blog. Terkadang yang dinilai adalah isi, berkaitan dengan momen tertentu suatu waktu. Dalam hal ini, ane salut sama Neng Ratna yang tulisannya unik dan dia juga udah banyak prestasinya di dunia blogosphere ini selain prestasinya yang lain. Di lain ajang, yang dinilai adalah peringkat dalam daftar hasil pencarian Google dengan kata kunci tertentu. Well, seringkali kata kunci yang dilombakan adalah kata-kata motivasi atau sebuah pernyataan untuk berjuang.

Banyak hal menarik dan bermanfaat dari blogging. Banyak yang terlewat oleh kepala ane, sekalinya nyangkut, banyak yang mandek pas pengen nulisinnya. Tapi lewat blog ini juga kita belajar meminimalisir ide yang gak tersampaikan sehingga ide kita terekspresikan semaksimal mungkin.