Udah jauh emang kasus bom dan terorisme, tapi masih banyak yang bisa dibicarakan tentangnya.
Bosan? Dalam beberapa bagian iya. Bagian yang emang sering diulang dan capek dengarnya.
Tapi ternyata ada bagian lain yang menyangkut ama ane dan orang-orang yang kira-kira dibilang sama kayak ane.
Coba antum baca artikel "Rajin Pengajian kok Sesat?" dari Muslim[dot]or[dot]id.
Dari yang sering didengar, yang jadi pelaku lapangan teror bom adalah orang yang suka ikut pengajian, rajin ibadah, sopan, semangat dalam kegiatan keagamaan dan sebagainya.
Kok bisa? Klo jawaban pertanyaan ntu, klik link di atas!
Yang gaswat sekarang adalah, ane yang gak segitunya udah dikasih peringatan dari Bapak!
Ane yang menurut kacamata Bapak ane sering ikut mentoring ama Kakak alumni ditakutkan bisa terjerumus hal-hal kayak gitu.
Na'udzubillahi min dzalik!
Ane dengan yang sekarang yakin insya Allah gak bakal terjerumus ama yang kayak gitu.
Tapi siapa bisa duga?
Yakin, sepertinya hampir tiap orang yang sering ikut pengajian atau aktif di organisasi keagamaan jika diberi peringatan seperti itu dia merasa kesal dan merasa pasti tidak akan terjerumus.
Kita tidak tahu bagaimana upaya pendekatan yang dilakukan oleh orang yang terlibat sebagai otak teror untuk mencari 'korban' yang mau mengorbankan dirinya untuk bom.
Mereka pasti sudah sangat lihai dalam hal tersebut. Untuk ane sendiri sekarang harus menyimpan rasa tidak percaya bahwa diri tidak akan terjerumus dan rasa aman darinya.
Semoga Allah menguatkan hati dan membimbing jalan kita semua.
Tapi ternyata selain menjadi orang yang beraksi di lapangan, kita juga harus hati-hati dengan konspirasi dituduhnya kita.
Dalam hal ini, kita bisa saja menjadi korban tapi dengan bentuk lain. Apakah itu korban bomnya langsung, korban tertipu pemikiran salah yang ditanamkan atau korban konspirasi yang membuat nama kita tersangkut dengan terorisme.
Dari yang sering didengar, yang jadi pelaku lapangan teror bom adalah orang yang suka ikut pengajian, rajin ibadah, sopan, semangat dalam kegiatan keagamaan dan sebagainya.
Kok bisa? Klo jawaban pertanyaan ntu, klik link di atas!
Yang gaswat sekarang adalah, ane yang gak segitunya udah dikasih peringatan dari Bapak!
Ane yang menurut kacamata Bapak ane sering ikut mentoring ama Kakak alumni ditakutkan bisa terjerumus hal-hal kayak gitu.
Na'udzubillahi min dzalik!
*****************************************************************************************
Ane dengan yang sekarang yakin insya Allah gak bakal terjerumus ama yang kayak gitu.
Tapi siapa bisa duga?
Yakin, sepertinya hampir tiap orang yang sering ikut pengajian atau aktif di organisasi keagamaan jika diberi peringatan seperti itu dia merasa kesal dan merasa pasti tidak akan terjerumus.
Kita tidak tahu bagaimana upaya pendekatan yang dilakukan oleh orang yang terlibat sebagai otak teror untuk mencari 'korban' yang mau mengorbankan dirinya untuk bom.
Mereka pasti sudah sangat lihai dalam hal tersebut. Untuk ane sendiri sekarang harus menyimpan rasa tidak percaya bahwa diri tidak akan terjerumus dan rasa aman darinya.
Semoga Allah menguatkan hati dan membimbing jalan kita semua.
Tapi ternyata selain menjadi orang yang beraksi di lapangan, kita juga harus hati-hati dengan konspirasi dituduhnya kita.
Dalam hal ini, kita bisa saja menjadi korban tapi dengan bentuk lain. Apakah itu korban bomnya langsung, korban tertipu pemikiran salah yang ditanamkan atau korban konspirasi yang membuat nama kita tersangkut dengan terorisme.
rasulallah saw pernah bersabda bahwa kita adalah kaum ghuroba' (kaum yang terasingkan di masyarakat) ... bukan karena mereka itu sesat atau pendosa tapi malah mereka yang rajin ibadah, ta'lim dan ikut pengajian...emang begini fakta dunia pada zaman sekarang ini...
BalasHapusbiarkanlah mereka bicara sesat asalkan kita gak pernah melakukannya
apakah ini dunia sudah mau kiamat ya??
BalasHapuswallahualam bishowab....
hayo loh!
BalasHapusmikir yg positip aja sob, yg aneh2 jangan dipikirin..
@Akhil Karim Aldrix:
BalasHapusUntuk apa yang mereka katakan, itu emang bukan masalah Sob.
Nah, bagaimana biar kita nggak melakukan atau kita nggak terpengaruh jadi kayak gitu, semua harus hati-hati karena tipu daya musuh lumayan.
Allahul-Musta'an...
@Mas Chonz:
Wah, itu emang udah deket dan fitnah yang terjadi kini walau membuat pusing masih belum seberapa dan lagi,
Allahul-Musta'an...
@Ukhtunal Karim Yak:
Gak aneh Ukht, itu sebagai bentuk tarhib aja karena untuk targhib nya udah kebanyakan bagi ane.
Targhib yang menimbulkan raja` (rasa harap akan nikmat Allah yang tak terbatas) dan targhib yang menanamkan khauf (rasa takut untuk berbuat dosa karena siksa-Nya yang amat pedih) harus seimbang dan amat dibutuhkan bagai dua sayap burung yang ingin terbang...
wes, sob, ane kurang ngerti istilah2nya itu...
BalasHapusharus hati-hati gan.. yang baik-baik aja bisa jadi gitu..
BalasHapus